Laba Golden Energy Mines (GEMS) Naik Tinggi pada 2022, Ini pendorongnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) mencatatkan pendapatan tumbuh hingga 83,65% year on year (YoY) menjadi US$ 2,92 miliar. Sejalan dengan itu laba bersihnya menguat 95,51% YoY menjadi US$ 680,37 juta di sepanjang 2022. 

Kinerja yang cemerlang ini dibukukan karena naiknya volume penjualan dan harga rata-rata jual batubara. 

Presiden Direktur Golden Energy Mines, Bonifasius menjelaskan, di tahun lalu kinerja GEMS ditopang oleh peningkatan volume penjualan sebesar 32% YoY. 


“Adapun harga rata-rata penjualan atau average selling price (ASP) sebesar 40% dibandingkan periode yang sama tahun 2021,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Senin (13/3). 

Baca Juga: Semen Indonesia (SMGR) Raih Pendapatan Rp 36,38 Triliun pada Akhir 2022

Melansir laporan keuangan akhir Desember 2022, penjualan batubara GEMS didominasi ke pasar ekspor di mana paling besar dijual ke China sebanyak US$ 1,29 miliar. Penjualan terbesar ke dua di Indonesia senilai US$ 782,79 juta, India US$ 514,61 juta, Korea US$ 107,52 juta, dan sisanya ke Filipina, Thailand, Pakistan, dan Vietnam. 

Perihal prospek bisnis di tahun ini di tengah terus melandainya harga komoditas batubara, Bonifasius menyatakan, pihaknya tetap mencermati kondisi global harga global. Namun di samping itu, dia tetap optimistis. 

“GEMS akan semaksimal mungkin meraih kinerja optimal,” tegasnya. 

Bonifasius menegaskan, di sepanjang tahun ini, GEMS akan melanjutkan perolehan kinerja 2022 dan tetap fokus pada kinerja yang bermanfaat bagi seluruh stakeholders

Masih mengintip laporan keuangannya di akhir Desember 2022, GEMS mencatatkan total aset senilai US$ 1,12 miliar atau naik 36,18% dibandingkan 2021 yang senilai US$ 829,02 juta. 

Terjadi kenaikan aset lancar hingga 70% YoY menjadi US$ 329,59 juta karena penambahan aktivitas operasional selama semester satu sebesar US$ 698,74 juta, penggunaan untuk aktivitas investasi sebesar US$ 14,01 juta, penggunaan untuk aktivitas pendanaan sebesar US$ 544,86 juta dan dampak perubahan valuta asing sebesar US$ 3,84 juta.

Baca Juga: Gaya Abadi Sempurna (SLIS) Bakal Kerek Kapasitas Produksi, Ini Alasannya

Di sisi lain terjadi kenaikan piutang usaha berelasi hingga 24% YoY menjadi US$ 13,92 juta dan piutang usaha pihak ketiga hingga 39% menjadi US$ 179,5 juta karena nilai penjualan pada periode yang berakhir Desember 2022 lebih besar dibandingkan 2021.

Sedangkan untuk liabilitas jangka pendek pada pos utang usaha pihak berelasi melonjak 2.194% menjadi US$ 28,33 juta di 2022 dari sebelumnya US$ 1,23 juta di 2021 lantaran adanya kenaikan utang usaha pihak berelasi sebagian besar karena utang kepada PT Cipta Kridatama sebagai pihak berelasi sejak September 2022. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi