Laba Gudang Garam (GGRM) Turun 77,7%, Simak Rekomendasi Sahamnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) membukukan kinerja keuangan yang kurang menggembirakan, dari segi laba maupun pendapatan pada kuartal III-2024.

Melansir laporan keuangannya di keterbukaan informasi BEI pada Rabu (30/10), laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk GGRM hanya mencapai Rp 992,203 miliar per kuartal III-2024. Realisasi tersebut anjlok 77,7% dari posisi yang sama tahun lalu sebesar Rp 4,45 triliun.

Dengan begitu laba per saham GGRM Rp 516 hingga 30 September 2024. Turun dari periode sama tahun sebelumnya dengan laba per saham Rp 2.317.


Pendapatan GGRM juga mengalami penurunan 9,6% dari Rp 81,74 triliun di kuartal III-2024 menjadi Rp 73,89 triliun di periode sembilan bulan pertama tahun 2024. Biaya pokok pendapatan mencapai Rp 66,57 triliun, dari sebelumnya Rp 70,33 triliun.

Baca Juga: Gudang Garam (GGRM) Resmikan Bandara Dhoho di Kendiri

Founder Stocknow.id Hendra Wardana melihat kinerja keuangan yang kurang memuaskan dari GGRM mencerminkan tekanan berat yang dihadapi perusahaan dalam mempertahankan profitabilitas di tengah meningkatnya biaya operasional dan tantangan pasar yang ketat.

Dirinya juga menerangkan faktor penyebab penurunan pendapatan ini adalah melemahnya permintaan domestik dan ekspor serta kenaikan beban produksi, termasuk harga bahan baku.

Secara rinci, pendapatan dari penjualan ekspor turun menjadi Rp 1,11 triliun dan penjualan lokal juga tergerus menjadi Rp 72,78 triliun. Ketatnya regulasi cukai rokok di Indonesia, bersama meningkatnya persaingan dalam industri tembakau turut menambah tekanan pada pendapatan GGRM.

"Prospek kinerja GGRM ke depan masih terlihat penuh tantangan, terutama jika melihat tren penurunan aset dan kas perusahaan," kata Hendra kepada Kontan, Rabu (30/10).

 
GGRM Chart by TradingView

Total aset GGRM berkurang dari Rp 92,45 triliun pada akhir 2023 menjadi Rp 85,54 triliun per September 2024, sementara saldo kas turun dari Rp 3,56 triliun menjadi Rp 3,11 triliun. 

Meski ekuitas meningkat, menurut Hendra ini belum cukup untuk mengimbangi penurunan profitabilitas secara keseluruhan. Dalam kondisi pasar yang penuh tekanan seperti saat ini, GGRM kemungkinan akan tetap menghadapi tantangan dalam mempertahankan pangsa pasar dan profitabilitas.

Dari sisi rekomendasi saham, GGRM saat ini disarankan untuk sell dengan target harga penurunan hingga level Rp 13.000. Dengan tekanan pada laba dan pendapatan, serta kondisi pasar yang kurang mendukung, potensi kenaikan GGRM terlihat terbatas. 

"Investor disarankan untuk mempertimbangkan kembali portofolio mereka terkait saham ini, terutama mengingat tantangan jangka pendek yang masih membayangi prospek bisnis GGRM di tengah regulasi yang ketat dan ketidakpastian permintaan pasar," tutupnya.

Pada penutupan perdagangan Rabu (30/10), harga saham GGRM ditutup melemah 4,2% menjadi Rp 14.250 per saham. Adapun secara year to date (ytd), saham GGRM telah melemah 29,89%.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Putri Werdiningsih