SURABAYA. PT PAL Indonesia masih menunggu suntikan dana pemerintah lewat Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk membangun fasilitas produksi kapal selam berupa hall, peralatan produksi serta Pressure Hall Production Line (PHPL). Jika suntikan dana bisa segera diterima, maka fasilitas kapal selam itu selesai 2015-2016. "Nantinya kapal selam bisa mulai pembuatan pada 2015-2016," kata Direktur Utama PT PAL Indonesia, Firmansyah Arifin, Kamis (25/9). Suntikan dana diperlukan, karena PT PAL masih belum memiliki uang yang cukup untuk membiayai pembuatan fasilitas tersebut. Tahun ini PT PAL menargetkan pendapatan Rp 1,7 triliun dengan laba Rp 300 miliar.
Cepat tidaknya produksi kapal selam tergantung kesiapan fasilitas yang akan dikerjakan saat ini. PT PAL akan mendapat suntikan PMN senilai Rp 1,5 triliun untuk 2015 dan pada 2016 sebesar Rp 1 triliun. Sehingga total PMN mencapai Rp 2,5 triliun. Jika jadwal sesuai rencana, maka pembuatan kapal selam bisa diselesaikan pada 2020. Namun tentu saja kepastian selesainya tergantung dari kesiapan fasilitas. Firman bilang, untuk pendanaan pembuatan kapal selam, seluruhnya dikeluarkan oleh pemerintah. "Kita membutuhkan suntikan dana itu secepatnya, karena kan alat-alat untuk membuat fasilitasnya dari Jerman dan Korea," jelasnya. Saat ini PT PAL Indonesia sudah membuat desain fasilitas kapal selam. Saat ini, dia mengaku juga masih tahap transfer teknologi pembuatan fasilitas kapal selam. Indonesia membutuhkan kapal selam sebanyak 12 unit untuk menjaga perairan laut Indonesia. Dari ke 12 unit itu jenisnya 219. "Untuk membangun kapal harus di dalam negeri tapi alatnya dari luar. Saat ini suntikan dana sebesar Rp 2,5 triliun ini baru disetujui di Banggar DPR. Itu kan nanti diajukan menjadi APBN 2015 pendanaannya," terangnya. Firmansyah menambahkan, pihaknya merasa kesulitan jika harus membangun fasilitas kapal selam tersebut menggunakan dana korporasi. Pasalnya, PAL Indonesia baru saja bangkit dari keterpurukannya hingga kini mampu meraup keuntungan meski tak banyak.
"Nggak cukup pakai dana korporasi karena kita saja baru bangkit. Target kami saja tahun ini laba bersih sekira Rp 300 miliar dengan pendapatan Rp 1,7 triliun. Industri kapal nggak ada yang besar," terangnya. Meski begitu, dia mengaku, pembangunan fasilitas infrastruktur kapal selam tersebut akan memberikan efek signifikan termasuk dalam mendukung visi misi Presiden terpilih Joko Widodo untuk mengembangkan sektor maritim yakni tol laut. "Mudah-mudahan (Jokowi) memprioritaskan ini, karena dia kan fokus ke pembangunan infrastruktur laut, yakni tol laut. Jadi proyek ini bagian dari menjaga keamanan negara Indonesia. Apa gunanya dibangun tol laut kalau nggak aman," pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Uji Agung Santosa