Laba Harley Davidson Diproyeksi Turun di Kuartal II-2022, Produksi Sempat Berhenti



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laba Harley Davidson Inc di periode April-Juni 2022 diproyeksi turun. Hal tersebut karena perusahaan sempat melakukan penghentian produksi selama dua pekan, yang dimulai pada 19 Mei silam.

Selain itu, Harley juga diprediksi merevisi prospek kinerja selama setahun penuh karena akses bahan baku tersendat. Kekhawatiran ini diumumkan perusahaan pada Senin (25/7).

Berdasarkan data Refinitiv, analis memperkirakan, produsen motor tersebut akan mencatat penurunan laba di kuartal II-2022 menjadi US$ 164,35 juta. Asal tahu saja, di kuartal II-2021, laba Harley Davidson capai US$ 180,54 juta.


Sebelumnya, Harley Davidson memperkirakan pertumbuhan pendapatan di tahun 2022 sebesar 5% hingga 10% untuk segmen sepeda motornya. Lebih lanjut, analis senior Edgewater Research Chris Hodson mengungkapkan tantangan yang dihadapi perusahaan masih akan tetap berlanjut.

"Mereka mungkin memiliki kemampuan untuk menebusnya selama 12 bulan ke depan, tetapi menebusnya selama tahun fiskal, mengingat ini merupakan jadwal produksi mereka, bisa menjadi sedikit lebih sulit," kata Hodson.

Baca Juga: Laba Logitech Turun 38% di Kuartal II-2022, Ini Penyebabnya

Di tengah jadwal produksi, Harley Davidson tak bisa berbuat banyak. Kenyataannya, masalah peraturan kepatuhan di pemasok suku cadang pihak ketiga, membuat Harley Davidson mengalami penangguhan dalam perakitan dan pengiriman sepeda motor. Imbasnya, pergerakan dua pabrik Wiscosin dan Pennyslvani pun terhambat.

Begitu pula pabrikan di Milwaukee yang terpaksa memundurkan jadwalnya untuk mengisi persediaan dealer. Sayangnya, pihak Harley masih enggan untuk mengungkapkan insiden tersebut secara spesifik. Ini tak berlaku untuk sepeda motor listrik.

Tak hanya itu, melonjaknya biaya bahan baku dan kekurangan bahan semikonduktor global telah memangkas margin kotor Harley bahkan ketika permintaan untuk sepeda motornya tetap kuat.

Di tengah pengetatan bahan baku, diketahui pengiriman sepeda motor relatif datar pada kuartal I-2022. Analis ekuitas senior di Morningstar, Jaime Katz telah memperhitungkan kargo yang terkena dampak negatif setelah produksi sepeda motor dihentikan dan mengalami penurunan sejak resesi terakhir.

"Pada tahun 2008, Harley Davidson melakukan lebih dari 300.000 pengiriman dan pada tahun 2009 perusahaan melakukan 223.000. Itu terus menyusut dari sana," ujarnya.

Baca Juga: Profil dan Kekayaan Sergey Brin, Pendiri Google yang Istrinya Dikabarkan Selingkuh

Atas pernyataan itu, Harley memilih bungkam. Dan akibat penghentian itu, membuat sejumlah dealer pesimis padahal permintaan masih terus berlangsung.

Demo Diakoumakos, manajer dealer Harley-Davidson di lokasi Wrigleyville Chicago menyampaikan bahwa aksesori sepeda pun sulit didapatkan. Sementara dia mengharapkan tambahan 10 unit untuk mengisi showroom-nya, persediaan sepeda pun belum membaik dalam dua tahun terakhir.

"Sulit untuk menjual sepeda seharga US$ 40.000 kepada seseorang ketika kami tidak memiliki persediaan," jelasnya.

Editor: Anna Suci Perwitasari