LONDON. Salah satu bank terbesar Eropa, HSBC Holdings Plc, mencatat penurunan laba sepanjang tahun 2012. Perusahaan mengklaim, penyebab penurunan karena alokasi dana untuk membayar sanksi anti-pencucian uang dan ongkos menilai ulang utang.Laba sebelum pajak HSBC menurun menjadi US$ 20,65 miliar dibandingkan US$ 21,87 miliar di akhir 2011. Hasil bank ini lebih kecil ketimbang perkiraan analis yang dikumpulkan Bloomberg dan Reuters. Mereka memperkirakan, untung HSBC bisa mencapai US$ 22,7 miliar - US$ 23,49 miliar.HSBC mengatakan, keuntungan terkikis oleh kerugian revaluasi nilai utang sebesar US$ 5,2 miliar. Selain itu, pendapatan juga menurun 5,4% di periode yang sama menjadi US$ 68,33 miliar. Perusahaan juga menyisihkan duit US$ 1,92 miliar untuk membayar denda pencucian uang yang dituduhkan Amerika Serikat (AS).Meski mengalami penurunan, HSBC mengklaim, menduduki posisi kapitalisasi bank terbaik di dunia dan akan mampu memenuhi kebutuhan permodalan sesuai aturan Basel III. HSBC juga berniat menaikkan dividen berdasarkan laba tahun 2012 dan dividen kuartalan, berdasarkan pencapaian kuartal I-2013.Eropa merugiBerdasarkan laporan keuangan HSBC, kawasan Hong Kong dan Asia Pasifik masih menjadi andalan mereguk untung. Lihat saja, laba kotor dari Hong Kong sebesar US$ 7,58 miliar, tumbuh 36,7%. Sedangkan dari kawasan Asia Pasifik tumbuh 50,6% menjadi US$ 10,45 miliar. Sebaliknya, kawasan Eropa merugi US$ 3,4 miliar karena laba turun 16,5%.Di bawah Chief Executive Officer (CEO) Stuart Gulliver, HSBC telah mempermudah pengelolaan aset, untuk menekan biaya dan mendorong untung. Sejak tahun 2011, dia telah menutup dan menjual 47 unit bisnis dan investasi non-inti, menargetkan pemangkasan 30.000 karyawan dan menghemat US$ 3,5 miliar.Hasil jualan HSBC laris manis. Di ujung tahun 2012, bank berhasil menjual asuransi Ping An di China senilai US$ 9,4 miliar, dengan untung hingga US$ 3 miliar.Di kawasan Asia, daratan China menjadi penyumbang laba terbesar. Sedangkan kontribusi dari Indonesia hanya di atas Australia, Taiwan dan Vietnam. Laba sebelum pajak Indonesia sebesar US$ 306 juta, tumbuh 18%. Tahun ini, HSBC akan mengandalkan pertumbuhan di negara berkembang, yang ditopang oleh daratan China. Bank ini juga berharap bisa menikmati kenaikan dari pemulihan ekonomi di Eropa, AS, serta Amerika Latin.
Laba HSBC tahun 2012 menyusut
LONDON. Salah satu bank terbesar Eropa, HSBC Holdings Plc, mencatat penurunan laba sepanjang tahun 2012. Perusahaan mengklaim, penyebab penurunan karena alokasi dana untuk membayar sanksi anti-pencucian uang dan ongkos menilai ulang utang.Laba sebelum pajak HSBC menurun menjadi US$ 20,65 miliar dibandingkan US$ 21,87 miliar di akhir 2011. Hasil bank ini lebih kecil ketimbang perkiraan analis yang dikumpulkan Bloomberg dan Reuters. Mereka memperkirakan, untung HSBC bisa mencapai US$ 22,7 miliar - US$ 23,49 miliar.HSBC mengatakan, keuntungan terkikis oleh kerugian revaluasi nilai utang sebesar US$ 5,2 miliar. Selain itu, pendapatan juga menurun 5,4% di periode yang sama menjadi US$ 68,33 miliar. Perusahaan juga menyisihkan duit US$ 1,92 miliar untuk membayar denda pencucian uang yang dituduhkan Amerika Serikat (AS).Meski mengalami penurunan, HSBC mengklaim, menduduki posisi kapitalisasi bank terbaik di dunia dan akan mampu memenuhi kebutuhan permodalan sesuai aturan Basel III. HSBC juga berniat menaikkan dividen berdasarkan laba tahun 2012 dan dividen kuartalan, berdasarkan pencapaian kuartal I-2013.Eropa merugiBerdasarkan laporan keuangan HSBC, kawasan Hong Kong dan Asia Pasifik masih menjadi andalan mereguk untung. Lihat saja, laba kotor dari Hong Kong sebesar US$ 7,58 miliar, tumbuh 36,7%. Sedangkan dari kawasan Asia Pasifik tumbuh 50,6% menjadi US$ 10,45 miliar. Sebaliknya, kawasan Eropa merugi US$ 3,4 miliar karena laba turun 16,5%.Di bawah Chief Executive Officer (CEO) Stuart Gulliver, HSBC telah mempermudah pengelolaan aset, untuk menekan biaya dan mendorong untung. Sejak tahun 2011, dia telah menutup dan menjual 47 unit bisnis dan investasi non-inti, menargetkan pemangkasan 30.000 karyawan dan menghemat US$ 3,5 miliar.Hasil jualan HSBC laris manis. Di ujung tahun 2012, bank berhasil menjual asuransi Ping An di China senilai US$ 9,4 miliar, dengan untung hingga US$ 3 miliar.Di kawasan Asia, daratan China menjadi penyumbang laba terbesar. Sedangkan kontribusi dari Indonesia hanya di atas Australia, Taiwan dan Vietnam. Laba sebelum pajak Indonesia sebesar US$ 306 juta, tumbuh 18%. Tahun ini, HSBC akan mengandalkan pertumbuhan di negara berkembang, yang ditopang oleh daratan China. Bank ini juga berharap bisa menikmati kenaikan dari pemulihan ekonomi di Eropa, AS, serta Amerika Latin.