KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten penghasil kertas dan kemasan karton dari grup Sinarmas, PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP), mencatat penurunan laba bersih sebesar 1,84% pada kuartal I 2024. Melansir laporan keuangan pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), INKP mencatat laba bersih sebesar US$ 130,78 juta pada kuartal pertama tahun ini. Angka tersebut mengalami sedikit penurunan sebesar 1,84% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023 yang mencapai US$ 133,24 juta. Sejalan dengan penurunan laba bersih pada kuartal I 2024, penjualan bersih INKP juga menurun sebesar 31,17% menjadi US$ 805,23 juta. Padahal, jika dibandingkan dengan penjualan bersih pada periode yang sama tahun lalu, mencapai US$ 1,056 miliar.
Baca Juga: Pendapatan Turun, Laba Indah Kiat Pulp & Paper (INKP) Ambles 52% Tahun Lalu Penjualan pada kuartal pertama ini didorong oleh sektor kertas budaya sebesar US$ 295,89 juta, diikuti oleh penjualan pulp sebesar US$ 252,68 juta, serta sektor kertas industri, tisu, dan lainnya senilai US$ 256,64 juta. Begitu pula dengan beban pokok INKP pada tiga bulan pertama ini mengalami penurunan. Beban pokok penjualan menurun sebesar 18,22% pada kuartal pertama menjadi US$ 536,4 juta, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mencapai US$ 655,93 juta. Investment Analyst Stockbit, Theodorus Melvin, melihat secara keseluruhan, kinerja INKP tergolong melemah secara tahunan. Ia memperkirakan bahwa hal tersebut telah diantisipasi oleh pasar akibat efek high base pada kuartal I 2023 yang disebabkan oleh masih tingginya harga komoditas pada periode tersebut. "Meski begitu, pemulihan kinerja INKP secara kuartalan sejalan dengan tren TKIM yang telah melaporkan kinerja kuartal I 2024 pada April 2024," jelas Theodorus dalam riset yang dikutip, Rabu (19/6). Baca Juga: Pendapatan Turun, Laba Indah Kiat Pulp & Paper (INKP) Ambles 52% Tahun Lalu Dari sisi pendapatan, segmen pulp mencatatkan pertumbuhan paling pesat, naik 13% QoQ, diikuti oleh segmen kertas industri yang tumbuh 3% QoQ, sementara kertas budaya turun 7%. Pelemahan kinerja segmen kertas budaya berimbas pada moderatnya pertumbuhan laba usaha dari segmen pulp dan kertas budaya yang tumbuh 4% QoQ. Sementara segmen kertas industri bertumbuh 56% QoQ. Secara kuartalan, Theodorus mencatat seluruh margin laba mengalami kenaikan. Ia memperkirakan bahwa hasil ini terjadi seiring dengan kenaikan harga rata-rata pulp sebesar 7% QoQ ke level US$ 656 per ton pada kuartal pertama ini.