Laba industri di China menurun



BEIJING. Ekonomi China yang loyo membuat laba perusahaan China menyusut. Keuntungan yang diperoleh industri di China hingga November 2015 turun 1,4% dibanding periode sama 2014. Data Biro Statistik China menyebutkan penurunan laba tersebut telah terjadi selama enam bulan berturut-turut.

Lebih rinci, keuntungan industri yang terdiri dari perusahaan besar dengan pendapatan lebih dari CNY 20 juta atau sekitar £ 2 juta, turun 1,9% dalam 11 bulan di tahun ini. National Bureau of Statistics (NBS) dalam rilisnya, Minggu (27/12), menyebutkan, laba perusahaan China mulai membaik ketimbang pada Oktober 2015.

Sebagai gambaran, keuntungan perusahaan di China hingga Oktober 2015 turun 4,5% dari periode sama tahun sebelumnya.  "Data laba industri di November 2015 jika dicocokkan dengan bulan sebelumnya menunjukkan tanda stabil," kata Zhou Hao, ekonom China Commerzbank di Singapura.


Dia juga bilang, angka tersebut lebih bagus dari harapan pasar.  Data ini juga sejalan dengan data terakhir yang terjadi di negara Asia lainnya.

Data NBS juga mencatat, laba sejumlah sektor industri China di November 2015 masih meningkat dari tahun sebelumnya. Kenaikan keuntungan itu terjadi pada perusahaan sektor manufaktur otomotif dan listrik.

Catatan Biro Statistik China, keuntungan sektor manufaktur otomotif dan listrik masing-masing naik 35% dan 51% dari tahun sebelumnya. Data tersebut membantu sektor lain yang menurun.

"Penurunan laba industri menciut pada November 2015. Namun kondisi ketidakpastian masih ada," kata He Ping, Pejabat Departemen Perindustrian di NBS. Dia juga menambahkan, persediaan barang jadi tumbuh lebih cepat pada bulan lalu.

BUMN China

Khusus BUMN China, labanya tercatat menurun 23% hingga November tahun ini, lebih besar dibanding industri besar lain. Data NBS juga menyebut, industri pertambangan menjadi sektor yang paling terpuruk. Keuntungan sektor tambang jatuh 56,5%.

Tanda tersebut nampak dari rencana produsen aluminium, China Hongqiao Group yang sejak awal Desember 2015 mengurangi kapasitas tahunan sebanyak 250.000 ton untuk mengurangi pasokan. Selain itu, delapan produsen nikel China termasuk Jinchuan Group Co Ltd akan menghentikan produksi 15.000 ton logam pada Desember ini. Tak hanya itu, Jinchuan juga akan mengurangi produksi pada tahun depan sebanyak 20%.

Ini karena harga produksi yang menurun selama empat tahun terakhir akibat permintaan domestik yang lemah dan jumlah kapasitas yang berlebihan. Pemangkasan produksi masuk dalam strategi ekonomi China di 2016 seperti telah diuraikan dalam Ekonomi Konferensi Kerja Tahunan China pada pekan lalu.             

Editor: Yudho Winarto