Laba industri multifinance tergerus



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penurunan pembiayaan telah menekan bisnis multifinance di masa pandemi. Hal ini turut menurunkan pendapatan dan laba perusahaan multifinance. 

Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), laba bersih setelah pajak industri multifinance anjlok 59,31% menjadi Rp 7,47 triliun hingga September 2020. Padahal, periode yang sama tahun lalu masih mencatatkan laba Rp 18,36 triliun. 

Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno menjelaskan, penurunan tersebut karena pembiayaan baru juga anjlok. Terlebih pembiayaan otomotif baik roda dua maupun empat ikut stagnan. "Pendapatan dan laba sekarang pasti turun karena booking baru turun signifikan hingga 12,8%," kata Suwandi kepada Kontan.co.id, Selasa (3/11).


Baca Juga: Hingga Oktober 2020, realisasi restrukturisasi kredit sudah tembus Rp 914,65 triliun

Meski demikian penurunan bukan hanya terjadi pada multifinance tapi juga industri perbankan. Maka tahun depan diperkirakan pembiayaan juga sulit tumbuh sehingga efisiensi biaya dan pencadangan gencar dilakukan, tapi itu semua kembali ke likuiditas masing - masing perusahaan.

Adira Finance juga mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 42,6% menjadi Rp 814 miliar di kuartal III 2020. Direktur Utama Adira Finance Hafid Hadeli mengungkapkan, penurunan laba karena penyaluran pembiayaan baru dan pendapatan bunga turun. "Di sepanjang sembilan bulan terakhir, Adira Finance telah membukukan pendapatan bunga sebesar Rp 8,5 triliun atau turun sebesar 5,2% dibandingkan periode sama tahun lalu," terangnya. 

Guna mengantisipasi dampak lebih besar, perusahaan memastikan kegiatan operasional berjalan baik, memberikan program restrukturisasi kredit kepada konsumen terdampak Covid- 19.

Lalu menjaga kualitas aset melalui praktik kehati-hatian dalam penyaluran pembiayaan baru, memperkuat penagihan serta menjaga likuiditas secara efektif. 

Baca Juga: OJK: Restrukturisasi kredit sudah tembus Rp 914,65 triliun per 5 Oktober 2020

Dari sisi operasional, perusahaan terus melayani konsumen di tengah kondisi pandemi melalui penerapan BCP (Business Continuity Plan), skema work from home dan work from office sesuai protokol kesehatan. Serta menyediakan platfom digital untuk mempermudah konsumen bertransaksi. 

Senada, BCA Finance juga memproyeksi laba bersih perusahaan turun di atas 30% sampai akhir tahun. Terlebih, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperpanjang restrukturisasi kredit multifinance hingga Maret 2022.  Pasti (bunga turun) karena terjadi penundaan dari pendapatan bunga. Sebagian yang direstrukturisasi berarti debitur cuti bayar pokok dan bunga," terang Direktur Utama BCA Finance Roni Haslim.

Selanjutnya: Beri relaksasi untuk multifinance, OJK buka opsi pendanaan selain dari pinjaman bank

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi