JAKARTA. Bisnis PT Jasa Marga Tbk (JSMR) sebetulnya cukup cerah di tahun ini. Sayangnya, beban usaha di sepanjang kuartal I 2013 yang meningkat, membuat laba JSMR ikut menurun. Berdasarkan laporan keuangan kuartal I 2013 JSMR, pendapatan JSMR di kuartal tersebut masih naik 35,79% year on year menjadi Rp 2,39 triliun. Namun, laba komprehensif tahun berjalan yang didistribusikan ke pemilik entitas induk anjlok 15,75% jadi Rp 322,12 miliar. Ini karena, beban operasional dan biaya keuangan JSMR yang meningkat. Total beban operasional meningkat menjadi Rp 1,69 triliun dari sebelumnya Rp 1,05 triliun.
Beban terbesar datang dari beban pemeliharaan jalan tol yang naik 10,83% menjadi Rp 244,6 miliar. Sementara, beban umum dan administrasi juga naik 24,49%. Beban ini membuat laba usaha menurun menjadi Rp 702,07 miliar dari Rp 717 miliar. Biaya keuangan JSMR juga naik 17,2% menjadi Rp 225,66 miliar. Reynaldi Hermansyah, Direktur Keuangan JSMR mengatakan, ada beberapa hal yang menyebabkan beban itu meningkat. Pertama, tahun ini, JSMR akan mengoperasikan tiga ruas tol baru, yakni Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa (10 km); Ungaran-Bawen (12,3 km); dan Gempol-Pandaan (12,3 km). Rencana beroperasinya tiga ruas tol ini menimbulkan biaya tambahan, seperti biaya persiapan operasional dan tenaga kerja. Padahal, tiga ruas itu belum memberi kontribusi. "Beban terlihat seolah meningkat karena sudah ada pengeluaran untuk persiapan ruas tol baru, padahal belum ada kontribusi pendapatannya, jadi tidak bisa dibandingkan seperti itu," jelas Reynaldi, Minggu (23/6). Semua ruas baru jalan tol itu diharapkan beroperasi di tahun ini dan yang pertama akan beroperasi adalah jalan tol Nusa Dua Bali. "Kalau yang Ungaran diharapkan selesai sebelum mudik Lebaran," jelas dia.
Faktor kedua yang membuat beban JSMR naik adalah peningkatan pelayanan masyarakat karena arus lalu lintas terus meningkat. Reynaldi menambahkan, di kuartal I 2013, volume lalu lintas kendaraan di jalan tol Jasa Marga mencapai 299,43 juta unit kendaraan. Angka itu naik 5% dari tahun lalu sejumlah 285,25 juta kendaraan. Tahun ini, JSMR menargetkan kenaikan volume lalu lintas 4%-6% dari 1,2 miliar kendaraan di 2012.Karena itu, Reynaldi masih yakin, JSMR bisa membukukan kenaikan pendapatan usaha hingga 22% menjadi Rp 11 triliun di 2013. Carrel Mulyana, analis AAA Securities dalam risetnya 27 Mei 2013 mengatakan, ruas jalan tol baru bisa memberi kontribusi ke pendapatan JSMR di tahun ini sekitar Rp 150 miliar. Kenaikan tarif tol JSMR setiap tahunnya juga akan menjadi katalis positif. Dia merekomendasikan hold saham JSMR dengan target Rp 7.500 per saham. Jumat (21/6), harga JSMR turun 3,15% ke Rp 6.150. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Avanty Nurdiana