Laba Kimia Farma (KAEF) di semester I 2019 tertekan beban bunga



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten farmasi milik negara PT Kimia Farma Tbk (KAEF) akhirnya merilis laporan keuangan kuartal II 2019 pada Jumat (30/8). Meski membukukan pertumbuhan pendapatan, laba KAEF malah tertekan sampai 65,7% year on year (yoy).

Melansir laporan keuangannya per akhir Juni 2019, KAEF mencatatkan pertumbuhan penjualan neto 18,78% yoy dari sebelumnya Rp 3,80 triliun menjadi Rp 4,52 triliun di semester I 2019.

Penjualan KAEF hingga akhir Juni didapat dari beberapa segmen bisnis obatnya. Segmen obat generik berkontribusi paling banyak berkontribusi yakni sebesar Rp 718,92 miliar.


Baca Juga: Aset dan liabilitas Kimia Farma (KAEF) melonjak, ini sebabnya

Adapun labanya ternyata turun dari sebelumnya Rp 175 miliar di semester I 2018 menjadi Rp 60,43 miliar. Penurunan laba ini terjadi karena kenaikan beban usaha sebesar 22,88% menjadi Rp 1,45 triliun dari sebelumnya Rp 1,18 triliun.

Direktur keuangan KAEF IGN Suharta Wijaya menjelaskan, tekanan laba ini disebabkan oleh dua hal. "Pertama, pengadaan obat institusi atau pemerintah untuk tahun ini belum ada dan baru dimulai bulan Oktober di mana margin relatif lebih besar," kata dia kepada Kontan.co.id, Minggu (1/9)

Adapun pada laporan keuangannya, ada  peningkatan piutang pihak ketiga sampai 137,76% atau sebesar Rp 1,04 triliun. Hal ini disebabkan pola bisnis KAEF yang baru menerima pembayaran piutang dari customer pada akhir tahun.

Baca Juga: Dorong ekspansi, Kimia Farma (KAEF) siap menggelar rights issue

Suharta bilang faktor kedua karena biaya bunga dari pinjaman bank untuk keperluan ekspansi organik dan anorganik. Akibatnya ada biaya bunga yang menekan laba bersih.

Pada paruh pertama tahun ini, KAEF membukukan peningkatan utang terhadap sejumlah bank sebesar Rp 2,11 triliun atau 75,85% menjadi Rp 4,89 triliun.

Ekspansi anorganik khusus untuk akuisisi anak usahanya PT Phapros Tbk (PEHA) sebanyak 70 %. Suharta bilang eksekusi akuisisi PEHA akan dilaksanakan pada akhir tahun ini. Suharta bilang akuisisi anak usaha PEHA dilakukan untuk mempertahankan porsi kepemilikan di PEHA sebesar 56,7%.

Ekspansi organik KAEF pada tahun ini dengan menambah beberapa outlet baru, pergudangan, dan perluasan pabrik farmasi.

Baca Juga: Setelah Phapros, Kimia Farma (KAEF) juga bakal lakukan rights issue

Upaya untuk mengurangi utang ke sejumlah bank, KAEF berencana menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 1,58 miliar saham seri B yang akan ditawarkan melalui skema penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.

Suharta bilang aksi korporasi ini akan terlaksana tahun depan. Tidak hanya untuk refinancing utang bank, dana hasil rights issue ini akan juga digunakan untuk ekspansi organik dan anorganik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati