KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang Januari hingga September 2019, PT Ciputra Development Tbk (CTRA) mencatatkan kinerja keuangan yang suram. Emiten yang bergerak di bidang properti itu mengalami penurunan pada pendapatan serta laba. Secara year on year (yoy), laba CTRA hingga kuartal III 2019, turun 12,71% menjadi Rp 465,66 miliar, sedangkan sebelumnya Rp 533,52 miliar per 31 Desember 2018. Pendapatan CTRA juga turun tipis 0,74% menjadi Rp 4,65 triliun. Namun, ada kontributor yang membantu pendapatan emiten itu tak turun signifikan, yakni penjualan neto kantor yang naik 1,58% menjadi Rp 334,76 miliar, serta penjualan kapling naik 100,69% menjadi Rp 160,91 miliar.
Sementara, total aset CTRA juga naik meski tipis sebesar 3,51% menjadi Rp 35,49 triliun dari yang sebelumnya Rp 34,29 triliun. Analis Trimegah Sekuritas Adi Prabowo menyatakan meski secara yoy laba CTRA turun, tetapi jika berdasarkan quarter on quarter (QoQ) laba Ciputra Development meningkat pesat. "Laba CTRA kan turun secara yoy. Kalau basis QoQ naiknya pesat sekali. Turunnya mereka itu hanya masalah recognition revenue saja, jadi tidak ada masalah," papar Adi kepada Kontan.co.id, Kamis (31/10). Maksudnya adalah penurunan laba CTRA dikarenakan emiten itu mencatatkan pembukuannya dengan sistem cash basis alias menerima pendapatan dulu baru dicatatkan. Baca Juga: Cermati rekomendasi teknikal saham WSKT, CTRA, dan ACES untuk Rabu (30/10) Menurut Adi kinerja CTRA masih bagus. Hasil kinerja keuangan CTRA juga masih sesuai dengan proyeksi yang dibuat oleh Adi karena secara QoQ emiten itu masih mengalami kenaikan. Senada, Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengungkapkan kinerja CTRA terbilang cukup bagus. Sebab, emiten itu menargetkan pendapatan marketing sales sebesar Rp 6 triliun di tahun 2019, dan sejauh ini sudah terkumpul hingga Rp 4,8 triliun. Artinya, realisasi marketing sales perseroan telah mencapai sekitar 80% dari target.