Laba Logitech Turun 38% di Kuartal II-2022, Ini Penyebabnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Logitech International melaporkan laba yang disesuaikan pada kuartal II-2022 turun 38%. Perusahaan juga memangkas proyeksi untuk tahun 2023.

Perusahaan Swiss-Amerika Serikat (AS) itu mengumumkan, penjualan di periode April-Juni 2022 sebesar US$ 1,16 miliar. Realisasi tersebut turun 9% pada basis mata uang konstan. Pendapatan operasional non GAAP Logitech juga turun 38% menjadi US$ 146 juta.

Tahun lalu, penjualan Logitech melonjak 66% dan pendapatan operasional berlipat ganda karena permintaan untuk komputer melonjak selama masa lockdown Covid-19 karena masyarakat yang tinggal di rumah beralih ke pekerjaan hybrid.


Logitech telah diuntungkan dari pandemi karena banyak pekerja yang bekerja dari rumah meningkatkan keyboard, mouse, dan peralatan konferensi video untuk menunjang pekerjaan hybrid. Logitech juga mendapat keuntungan setelah banyak perusahaan meningkatkan peralatan saat karyawannya kembali ke kantor.

Logitech yang merupakan pembuat kamera web, speaker, dan mouse komputer ini juga menyetujui peningkatan otorisasi pembelian kembali saham hingga US$ 1,5 miliar dari US$ 1 miliar saat ini.

Baca Juga: Dijual US$ 31 Juta, Rumah Mark Zuckerberg Jadi Rumah Termahal di San Francisco

"Kuartal ini, kami menunjukkan fokus operasional kami dalam menghadapi kondisi yang menantang, dan di balik pertumbuhan yang luar biasa selama dua tahun terakhir ini," kata Chief Executive Officer Logitech Bracken Darrell dikutip dari Reuters, Selasa (26/7).

Selain kinerja di kuartal II-2022 yang kurang meyakinkan, Logitech juga memangkas prospek setahun penuh dengan penurunan antara 8% dan 4% dalam penjualan dalam mata uang konstan.

Logitech juga memperkirakan pendapatan operasional non-GAAP ada dalam kisaran US$ 650 juta hingga US$ 750 juta dengan alasan kondisi yang menantang.

Perusahaan sebelumnya memperkirakan pertumbuhan penjualan tahunan sebesar 2% hingga 4% berdasarkan mata uang konstan, dan pendapatan operasional non-GAAP sebesar US$ 875 juta hingga US$ 925 juta.

Di awal tahun ini, perusahaan juga memangkas prospek setahun penuh, mengutip hilangnya penjualan di Ukraina dan Rusia setelah menghentikan kegiatannya di kedua negara

Editor: Anna Suci Perwitasari