Laba London Sumatra (LSIP) merosot 95% akibat penurunan harga jual



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) mencatatkan penurunan kinerja pada semester pertama tahun ini. Laba bersih anggota Grup Salim ini anjlok 95,34% menjadi hanya Rp 10,48 miliar dari Rp 224,92 miliar di semester pertama tahun lalu.

Padahal, penjualan emiten yang dikenal dengan nama Lonsum ini hanya turun 9,50% menjadi Rp 1,59 triliun dari sebelumnya Rp 1,76 triliun. "Lonsum mencatat penurunan penjualan dan laba terutama seiring penurunan harga jual rata-rata produk sawit CPO dan palm kernel walaupun terdapat kenaikan volume penjualan produk sawit," ungkap LSIP dalam highlight kinerja yang dirilis Rabu (31/7).

Baca Juga: Semester I-2019, kinerja Indofood Sukses Makmur (INDF) dan Indofood CBP (ICBP) moncer


Harga jual rata-rata CPO dan palm kernel masing-masing turun 16% dan 46% secara tahunan pada semester pertama lalu. Volume penjualan CPO LSIP meningkat 8,6% secara tahunan menjadi 185.7955 ton. Sedangkan volume penjualan palm kernel meningkat 22,6% menjadi 52.191 ton.

Di tengah penurunan penjualan, LSIP malah mencatat kenaikan beban pokok penjualan sebesar 3,83%. Alhasil, laba kotor LSIP merosot 55,57% menjadi Rp 175,89 miliar.

Baca Juga: Meski Tertekan Harga CPO, Laba Indofood (INDF) Mampu Melejit 30,1%

Laba kotor dari hasil penjualan tersebut pun tidak mampu menutup biaya operasional, termasuk kenaikan beban umum dan administrasi. Alhasil, Lonsum mencatat rugi usaha Rp 18,53 miliar dari laba usaha semester pertama tahun lalu Rp 253,95 miliar.

Untung saja, LSIP mencatat penghasilan keuangan senilai Rp 36,82 miliar yang berasal dari penghasilan bunga atas penempatan rekening koran dan deposito berjangka serta penghasilan bunga dari pinjaman jangka pendek kepada pihak berelasi.

Baca Juga: Laba bersih Astra Agro Lestari (AALI) anjlok 94% di semester I 2019

Pada akhir Juni, LSIP memiliki total aset Rp 10,20 triliun. Dari total aset tersebut, total liabilitas Lonsum hanya Rp 1,99 triliun dengan total ekuitas Rp 8,21 triliun. Dari total ekuitas, sebesar Rp 6,41 triliun merupakan saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati