KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Maybank Indonesia, Tbk.( BNII) berhasil mencetak laba bersih tahun berjalan yang diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp1,74 triliun menutup tahun buku 2023. Perolehan laba ini naik 18,5% secara tahunan (year on year/YoY) dari Rp 1,47 triliun pada tahun sebelumnya. Pencapaian laba bersih ini ditopang pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) yang naik 3,7% menjadi Rp 7,23 triliun, didukung oleh imbal hasil aset yang lebih tinggi serta pendapatan terhadap komposisi aset yang membaik. Alhasil margin bunga bersih (net interest margin/NIM) ikut meningkat 7 bps menjadi 5,0% meskipun biaya simpanan meningkat, seiring dengan kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) sepanjang tahun.
Pendapatan fee-based Maybank juga naik 15,6% menjadi Rp2,03 triliun dari Rp 1,76 triliun tahun sebelumnya sehubungan dengan pendapatan fee transaksi Global Markets (GM) yang tumbuh 33,6% menjadi Rp 181 miliar dari Rp 136 miliar. Baca Juga: Meski Tawaran Bunga Hingga 8,75%, Krom Bank Ingatkan Tak Semua Simpanan Dijamin LPS Sementara itu pendapatan fee selain Global Markets yang naik 14,1% menjadi Rp 1,85 triliun dari Rp 1,62 triliun, ditopang oleh pendapatan fee atas asset recovery yang meningkat lebih dari 5 (lima) kali lipat, fee bisnis kartu kredit yang meningkat 22,8% dan fee terkait pembiayaan otomotif roda dua yang tumbuh 5,2%. Dari sisi intermediasi, total kredit Maybank yang disalurkan mencapai Rp 116 triliun pada tahun 2023, tumbuh 7,6% dari Rp 107,82 triliun tahun sebelumnya seiring dengan iklim bisnis yang stabil dan daya beli masyarakat yang menguat di sepanjang tahun 2023. Dalam rinciannya, segmen kredit ritel dan non-ritel yang dikelola melalui Community Financial Services (CFS), tumbuh 10,6% menjadi Rp 74,28 triliun dari Rp 67,17 triliun tahun sebelumnya. Sementara Kredit CFS Ritel tumbuh 11,5% menjadi Rp 43,47 triliun dari Rp 38,99 triliun, ditopang oleh kredit otomotif anak perusahaan yang tumbuh 18,8%, kartu kredit dan KTA yang tumbuh 20,3%, serta KPR yang terus tumbuh sebesar 1,3% YoY. Kredit CFS Non-ritel juga meningkat 9,3% menjadi Rp 30,81 triliun dari Rp 28,18 triliun didukung oleh pertumbuhan yang signifikan pada kredit Business Banking sebesar 12,8% menjadi Rp 11,80 triliun dari Rp 10,47 triliun tahun lalu. Adapun kredit Business Banking juga tumbuh 11,6% secara kuartal (quarter on qurter/QoQ). Lebih lanjut, kredit Retail Small and Medium Enterprises (RSME) tumbuh 9,7% menjadi Rp 13,88 triliun dari Rp 12,65 triliun dan kredit Small-Medium Enterprises (SME+) yang juga tumbuh 1,6% YoY.