KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mayora Indah Tbk (
MYOR) mencatatkan laba sebesar Rp 3,19 triliun di tahun 2023. Laba tersebut melonjak 64,44% dari tahun 2022 yang sebesar Rp 1,94 triliun. Melansir keterbukaan informasi BEI, penjualan Mayora Indah sebesar Rp 31,48 triliun sepanjang tahun 2023. Penjualan tersebut naik 2,7% dari tahun 2022 yang sebesar Rp 30,66 triliun. Jika dirinci, penjualan MYOR untuk pasar lokal sebesar Rp 17,77 triliun per akhir 2023, turun dari tahun 2022 sebesar Rp 17,8 triliun. Penjualan ekspor MYOR sebesar Rp 13,71 triliun di tahun 2023, naik dari Rp 12,89 triliun di tahun 2022.
Baca Juga:
Mayora Indah (MYOR) Catat Kenaikan Laba, Simak Rekomendasi Analis Jumlah tersebut pun dikurangi oleh retur sebesar Rp 8,32 miliar di tahun lalu. Jumlah retur itu turun drastis dari tahun 2022 yang tercatat Rp 26,59 miliar. Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto melihat, penopang utama dari kenaikan kinerja MYOR di tahun lalu adalah faktor harga bahan baku yang melandai, seperti minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) dan gandum. Hal ini membuat profit margin perseroan meningkat, meskipun secara pendapatan hanya membukukan pertumbuhan yang relatif tipis. “Kinerja MYOR tidak terlalu terdongkrak dari tingkat konsumsi masyarakat,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (1/3).
Secara siklikal, memang tingkat konsumsi masyarakat terhadap produk Mayora Indah akan cenderung meningkat ketika momen Lebaran. Sebab, saat momentum Lebaran, tingkat konsumsi masyarakat Indonesia bisa tumbuh 20%-30% dibanding bulan-bulan biasa. “Termasuk, momentum Lebaran tahun ini yang diharapkan dapat kembali mendongkrak kinerja,” ungkapnya. Pada tahun 2024, Mayora Indah menargetkan pertumbuhan pendapatan sekitar 10% lebih tinggi dibanding tahun lalu. Pertumbuhan di tahun ini akan dimotori oleh volume penjualan.
Baca Juga: Naik 64,44%, Mayora Indah (MYOR) Mencatat Laba Rp 3,19 Triliun di Tahun 2023 Beberapa sentimen yang mempengaruhi kinerja MYOR di tahun 2024 di antaranya adalah harga bahan baku yang tampak mulai lebih stabil, serta tingkat daya beli masyarakat yang masih relatif lambat di tengah ancaman inflasi. “Strategi promosi perseroan selama ini juga cukup jitu menjadi
top of mind para konsumen, tanpa terlalu boros pengeluaran iklan,” tuturnya. Dengan outlook positif tahun ini, Pandhu merekomendasikan beli untuk MYOR dengan target harga Rp 3.000 per saham dan masih menarik untuk dikoleksi jangka panjang. Pada penutupan perdagangan Jumat (1/3), saham MYOR ditutup di level Rp 2.470 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli