Laba Medco Energi (MEDC) Merosot 60,58% pada Semester I, Ini Penyebabnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) mengalami penurunan sepanjang enam bulan pertama 2023. Emiten yang bergerak di sektor tambang minyak dan gas ini membukukan laba bersih US$ 119,46 juta.

Realisasi ini menurun 60,58% dari realisasi laba bersih di periode yang sama tahun lalu yang mencapai US$ 303,05 juta

Ada sejumlah faktor yang membuat kinerja MEDC menurun. Pertama, turunnya harga jual rata-rata alias average selling price (ASP) komoditas minyak dan gas. MEDC mencatatkan harga rata-rata minyak sebesar US$ 75,2 per barel, turun sebesar US$ 29,1 per barel dibandingkan dengan ASP di periode yang sama tahun 2022 sebesar US$ 104,4 per barel.


Sementara untuk gas, MEDC mencatatkan harga jual rata-rata tertimbang gas US$ 7,2 per million british Thermal Unit (mmbtu), turun dari ASP di periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 7,7 per mmbtu.

Baca Juga: Masih Berupaya Kejar Target, Begini Realisasi Penjualan Kendaraan Listrik SLIS

Namun, penurunan ASP ini sebagian diimbangi oleh volume minyak & gas yang lebih tinggi. Produksi minyak & gas MEDC sepanjang semester I-2023 mencapai 162 million barrel of equivalent per day (mboepd), naik 6% secara year-on-year (YoY).

“Harga minyak turun sebesar 30% secara tahunan, namun telah kembali pulih,” kata Roberto Lorato, CEO Medco Energi, Selasa (3/10).

Kedua, kontribusi yang lebih rendah dari anak usaha MEDC, yakni PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN). Porsi laba bersih Medco Energi yang berasal dari AMMN sebesar US$ 27 juta, turun sebesar US$ 103 juta dibandingkan semester I-2022.

Hal ini akibat penundaan penjualan tembaga dan emas selama empat bulan dikarenakan perolehan izin ekspor yang tertunda. AMMN terus beroperasi selama menunggu perizinan dan memulai kembali ekspor pada bulan Juli.

“Percepatan ekspor sedang dilakukan untuk mengejar penundaan di semester pertama,” sambung Roberto.

Produksi dilanjutkan lebih cepat dari ekspektasi setelah hujan berkepanjangan, dan AMMN berharap dapat mencapai atau melampaui panduan produksi tahun 2023.

Sejatinya, kinerja topline MEDC masih bertumbuh meski tipis. MEDC membukukan pendapatan US$ 1,11 miliar, naik tipis 0,72% dari pendapatan di semester I-2022 yang sebesar US$ 1,10 miliar.

Baca Juga: Hero Supermarket (HERO) Suntik Modal Rp 450 Miliar ke Anak Usaha

Secara rinci, pendapatan MEDC terdiri atas kontrak penjualan minyak dan gas bumi senilai US$ 941,99 juta, kontrak konstruksi senilai US$ 106,26 juta, dan kontrak penjualan listrik senilai US$ 24,22 juta.

Emiten besutan Hilmi Panigoro ini juga membukukan pendapatan dari kontrak operasi dan jasa pelayanan senilai US$ 12,72 juta dan kontrak penjualan jasa lainnya senilai US$ 8,91 juta.

Sejumlah beban MEDC juga ikut naik, salah satunya beban pokok pendapatan dan biaya langsung lainnya yang naik 32,37% menjadi US$ 646,17 juta dari sebelumnya US$ 488,15 juta.  Pun demikian dengan beban penjualan, umum, dan administrasi yang naik 29,6% menjadi US$ 117,79 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi