Laba melaju, Asuransi belum menarik investor bursa



JAKARTA. Meski tak pesat, perusahaan asuransi yang tercatat di lantai bursa berhasil mencetak pertumbuhan premi dan laba sepanjang kuartal tiga. Sayang, pergerakan saham mereka masih belum meriah.

Sebut saja, PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk (AHAP) mencatat laba bersih Rp 9,27 miliar, di akhir kuartal III lalu, tumbuh 6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. "Pertumbuhan laba didorong kenaikan premi bruto dan kenaikan hasil investasi," ujar Eng Tjiang, Direktur Keuangan AHAP, Selasa (5/11).

Perusahaan yang menyediakan asuransi kendaraan bermotor, properti, hingga pengangkutan (marine cargo) ini meraup premi bruto Rp 176,7 miliar, atau tumbuh 27,39% year on year. Hasil investasi pun tumbuh 22,03% menjadi Rp 3,63 miliar. Namun, klaim tumbuh sama besarnya, yaitu 28% menjadi Rp 63,4 miliar.


Meski bisnis tumbuh dalam dua digit, saham AHAP di bursa tak likuid. Saham ini terakhir diperdagangkan pada 31 Oktober dan ditutup di Rp 185 per unit, harga yang sama sejak 16 Oktober.

Begitu juga nasib saham PT Bina Dana Arta Tbk (ABDA) yang bengong di harga Rp 4.500 per saham sejak 20 September lalu. Padahal, perolehan premi neto perusahaan ini tumbuh 17% menjadi Rp 584,77 miliar. Sedangkan laba bersihnya tumbuh 8,7% menjadi Rp 114 miliar.

Di antara sektor ini, PT Asuransi Bintang Tbk (ASBI) yang cukup sering diperdagangkan. ASBI ditutup di harga Rp 480 per saham, Senin (4/11).

Asuransi Bintang mencatat laba bersih sebesar Rp 17,1 miliar, tumbuh 4,09% dibandingkan setahun sebelumnya. "Laba karena pendapatan kami lebih besar dibanding pengeluaran," kata Jenry Cardo, Direktur ASBI.

Pendapatan premi asuransi umum pada kuartal ketiga ini Rp 174,9 miliar, tumbuh 5,5% year on year. Portofolio pendapatan premi Asuransi Bintang terdiri dari asuransi kebakaran sebesar 39,3%, asuransi aneka 24%, kendaraan bermotor sebesar 21,5%, pengangkutan sebesar 7,9% dan rekayasa sebesar 7,3%.

Hingga akhir tahun pihaknya menargetkan pendapatan premi sebesar Rp 280 miliar. Meski masih cukup jauh dari target, Jenry yakin bisa mencapai target. "Siklus akhir tahun industri asuransi selalu demikian, gemuk di akhir tahun," ujar Jenry kepada KONTAN, Senin (4/10).

Hingga September, klaim Asuransi Bintang Rp 45,5 miliar. Catatan klaim ini membengkak 61%. ASBI menyalurkan produk melalui lembaga finansial, agen, direct/tele marketing dan broker.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia