Laba melampaui estimasi, harga saham KFC naik



CHICAGO. Kinerja keuangan Yum! Brands Inc, pemilik jaringan waralaba restoran cepat saji Kentucky Fried Chicken (KFC) dan Pizza Hut, terus membaik. Laba bersih Yum! di kuartal II-2013 melampaui estimasi para analis.

Penjualan KFC di China berangsur pulih, pasca wabah flu burung mulai mereda di Negeri Tembok Raksasa. Bagi Yum!, pasar China sangat lezat. Selama ini, pasar China menyumbang separuh dari total penjualan Yum! di dunia.

Pada kuartal kedua tahun ini, laba bersih Yum! masih menurun 15% year-on-year (YoY) menjadi US$ 281 juta atau setara US$ 61 sen per saham. Di luar beberapa faktor, laba Yum! sejatinya US$ 56 sen per saham. Jumlah tersebut masih di atas proyeksi 22 analis yang dikompilasi Bloomberg, yakni senilai US$ 54 sen per saham.


Sedangkan penjualan Yum! di kuartal kedua menurun 8,3% (YoY) menjadi US$ 2,9 miliar. Angka ini sejalan dengan konsensus analis senilai US$ 2,92 miliar.

Gerai waralaba KFC menghadapi tantangan berat di China. Ini lantaran efek wabah flu burung yang melanda Negeri Panda. Dengan merebaknya kasus avian influenza, konsumen di China menjauhi gerai KFC karena khawatir terjangkit virus flu burung.

Bukan hanya itu, KFC juga menuai banyak kecaman di China setelah mantan pemasok ayam KFC bermasalah. Otoritas China melakukan investigasi kepada sang pemasok ayam atas tuduhan menjual produk yang menggunakan banyak antibiotik.

Dus, penjualan KFC di China menyusut 10% di Juni tahun ini. Tapi pencapaian itu lumayan baik, karena lebih rendah daripada konsensus analis sebesar 12%.

Realisasi penjualan Juni juga lebih baik daripada bulan Mei yang menyusut 19%, serta penjualan bulan April yang merosot 29%. "Mereka gencar menerapkan diskon, menggelar promosi dan memasang iklan untuk mencoba menarik minat konsumen agar datang kembali ke restoran KFC," ucap Peter Saleh, analis Telsey Advisory Group yang berbasis di New York, seperti dikutip Bloomberg, Kamis (11/7). Langkah tersebut dianggap cukup positif.

Para investor juga merespons positif pencapaian kinerja Yum! di kuartal kedua tahun ini. Harga saham Yum! naik 0,4% di Bursa New York. Harga saham itu sudah tumbuh 9% tahun ini, tapi masih di bawah pertumbuhan Indeks Restoran Standard & Poor's yang sebesar 17% pada tahun ini.

Yum!, yang memiliki lebih dari 39.000 gerai di dunia, memperkirakan pertumbuhan laba pada tahun ini menurun sekitar 4%-6% alias mid-single digit. "Penjualan di China berangsur pulih sesuaiĀ  dengan harapan," kata David Novak, Chief Executive Officer (CEO) Yum! Brands.

Editor: Sandy Baskoro