KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks LQ45 mencatatkan
return sebesar 0,169% secara
year on year (YoY). Nilai ini menang jauh dibanding return IHSG yang hanya sebesar 4,089%. Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani melihat sektor perbankan merupakan salah satu sektor yang menarik dalam indeks LQ45 terlebih emiten perbankan top 4 yang terdiri dari BBRI, BBCA, BMRI, dan BBNI. “Menurut saya potensi upsidenya tinggi karena fundamental serta prospek bisnis emiten perbankan ini sangat solid,” jelasnya.
Berdasarkan laporan keuangan terkini, emiten perbankan memiliki lonjakan laba bersih secara YoY. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (
BBRI) mencetak laba bersih senilai Rp 51,41 triliun atau naik 67,15%.
Baca Juga: Valuasi IHSG Masih Murah, Bagaimana Prospek Investasi di Pasar Saham? Sementara PT Bank Central Asia Tbk (
BBCA) alami lonjakan laba bersih sebesar Rp 29,63% menjadi Rp 40,75 triliun sepanjang tahun 2022. Kemudian, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (
BMRI) juga catat pertumbuhan laba bersih sebesar Rp 47,14% dengan total laba bersih Rp 44,95 triliun dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (
BBNI) catatkan laba bersih senilai Rp 18,48 triliun di tahun 2022 yang mengalami kenaikan 68,37% dari tahun sebelumnya.
Selain itu pertumbuhan kredit Indonesia masih tinggi dan perkiraannya masih akan tetap kuat di tahun ini serta tahun depan. Arjun mencermati di tengah krisis perbankan global dan ketidakpastian di pasar ada kemungkinan deposan lebih menempatkan dana mereka di bank besar yang mapan seperti emiten perbankan top 4 tersebut.
Baca Juga: Laba Mayoritas Penghuni LQ45 Sesuai Ekspektasi, Simak Rekomendasi Saham Bluechip Ini “Kalau kita lihat secara valuasi juga emiten perbankan ini mempunyai valuasi yang sangat wajar,” jelas Arjun. Bahkan BMRI, BBRI dan BBNI
undervalued di bandingkan rata-rata sektor perbankan lainnya secara PBV yang senilai 3,15x. Adapun nilai PBV BMRI adalah 2,10x, BBRI 2,4x dan BBNI 1,28x. Sementara PBV BBCA sebesar 4,88x. Dengan itu Arjun menilai emiten perbankan ini sangat menarik melihat sisi fundamentalnya yang kuat, prospek bisnis yang bagus serta valuasi yang baik pula.
Hal ini juga sesuai dengan perkembangan industri nya yang ini general prospektif dan stabil. Meskipun adanya kebangkrutan bank besar global, Arjun optimistis perbankan domestik tidak akan terpengaruh selain
panic selling emiten perbankan dalam waktu jangka pendek.
Baca Juga: Saham-Saham Sektor Perbankan Menyokong Indeks IDX Growth30 “Namun, mereka sudah
rebound karena
confidence di pasar terhadap emiten tersebut dan
confidence terhadap sektor perbankan domestik yang masih kuat dan stabil di tengah ketidakpastian dalam pasar modal global saat ini,” tutupnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli