Laba Melonjak Jadi US$ 263,38 Juta di Kuartal III 2024, Ini Penjelasan Bos PGN (PGAS)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk alias PGN (PGAS) tancap gas memacu kinerja hingga kuartal III-2024. Subholding gas Grup Pertamina ini meraih laba bersih senilai US$ 263,38 juta sampai dengan September 2024.

Keuntungan PGAS ini melonjak 32,69% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (Year on Year/YoY). Kala itu, PGAS membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai US$ 198,49 juta. 

Pertumbuhan bottom line ini didukung oleh kenaikan pendapatan PGAS sebesar 4,46% (YoY) dari US$ 2,69 miliar menjadi US$ 2,81 miliar hingga September 2024. Salah satu pendorongnya dikontribusikan perdagangan gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG) trading senilai US$ 161,80 juta. 


Direktur Utama PGN Arief S. Handoko menyebutkan, PGAS mencatatkan EBITDA sebesar US$ 852 juta. Arief bilang, PGAS mengusung strategi optimalisasi pengelolaan volume gas bumi di tengah tantangan penurunan alamiah (natural decline) pasokan gas pipa.

Baca Juga: Ada Revisi Jumlah Perusahaan Penerima Harga Gas Murah, Ini Tanggapan PGN

Performa PGAS juga disokong penurunan beban keuangan pasca pelunasan obligasi. “Dalam situasi yang menantang di tahun 2024, kami menerapkan berbagai strategi dan inisiatif untuk menjaga penyaluran volume gas bumi dan konsistensi dalam pencapaian kinerja keuangan,” ungkap Arief dalam siaran tertulis yang disiarkan Kamis (31/10).

Secara operasional, PGAS mencatatkan kinerja volume penjualan niaga gas bumi sebesar 854 billion british thermal unit per day (BBTUD), niaga LNG sebanyak 57 BBTUD, serta Terminal Use Aggreement (TUA) dan pemanfaatan kapasitas terminal LNG sebesar 69 BBTUD.

"Trading LNG global merupakan bisnis yang baru berjalan tahun ini sehingga berkontribusi juga atas kenaikan pendapatan," imbuh Arief.

Pada periode sama, PGAS mencatatkan volume transmisi gas bumi sebanyak 1.527 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD) dan  minyak bumi sebanyak 150.716 barel oil equivalent per day (BOEPD).

Sementara itu, bisnis lain yang dikelola anak perusahaan atau afiliasi PGAS mencapai lifting migas sebanyak 20.074 BOEPD, regasifikasi LNG sebesar 144 BBTUD dan proses LPG sebanyak 105 ton per hari.

Arief melanjutkan, upaya meningkatkan pelanggan industri berhasil dicapai dengan adanya pertumbuhan 3,8% dibandingkan akhir tahun 2023 atau sejumlah 3.222 pelanggan industri & komersial. Sementara pelanggan kecil mencapai 2.608 atau tumbuh 32%.

Sedangkan segmen rumah tangga sampai September 2024 tercatat sebanyak 808.334 pelanggan. Dalam meningkatkan pemanfaatan energi gas domestik, tambang Arief, PGAS berharap pertumbuhan pelanggan di semua sektor dapat berlanjut sehingga peningkatan volume gas bumi sebagai upaya swasembada energi nasional dapat terwujud.

Upaya pemenuhan pasokan PGAS dilakukan dari berbagai sumber baik gas pipa maupun LNG dan Compressed Natural Gas (CNG)melalui berbagai moda transportasi gas bumi baik pipeline maupun non pipeline. "Dengan dukungan seluruh stakeholder, regulator dan pemerintah, kami yakin layanan dan pemanfaatan gas bumi nasional akan terus tumbuh dan menjadi solusi utama di masa transisi energi," tandas Arief.

Pelaku pasar pun tampak merespons positif rilis kinerja PGAS. Hingga pukul 15:16 WIB, harga PGAS naik 3,32% ke posisi Rp 1.555 per saham. PGAS mengakumulasi kenaikan harga sebanyak 37,61% secara year to date.

 
PGAS Chart by TradingView

Selanjutnya: FWD Insurance Luncurkan Tomorrow Protection, Asuransi yang Berikan Manfaat Tunai

Menarik Dibaca: Hujan Turun di Semua Daerah, Ini Proyeksi Cuaca Besok (1/11) di Yogyakarta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat