JAKARTA. Di era globalisasi saat ini, mahir berbahasa Inggris sudah menjadi kebutuhan, baik untuk pendidikan ataupun urusan bisnis. Tak heran, tempat kursus bahasa Inggris terus tumbuh. Salah satu yang berkembang adalah National English Centre (NEC) di Jakarta.Lembaga kursus ini didirikan Rachmat Hidayat pada 1996. NEC melayani siswa mulai usia 4 tahun hingga dewasa. Ia mengklaim, keunggulan NEC, yaitu menyediakan berbagai program yang disesuaikan dengan kebutuhan siswanya.Ada sekitar 9 program yang bisa dipilih, antara lain Islamic English Club for Kids yang menggabungkan kemampuan berbahasa Inggris dengan unsur islami melalui pengajaran kepribadian dan akhlak. Lalu, ada program English Teens Club khusus untuk remaja. Kemudian, Healthcare Language Program yang fokus pada percakapan di bidang kesehatan untuk profesional medis. Ada pula International Test untuk mempersiapkan siswa menghadapi tes berskala internasional, seperti TOEFL, IELTS, dan TOEIC."Kami berstandar international, bekerja sama dengan Cambridge untuk modulnya, dan kerjasama dengan lembaga dari Malaysia dan Australia untuk program wisata belajar," jelas Hari Christianto, Manajer Franchise NEC. Sejak tahun 2000, NEC membuka peluang kemitraan. Kini, sudah ada 25 gerai NEC yang tersebar di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Batam, Lampung, dan Bengkulu.Berminat menjadi mitra NEC? Siapkan kocek Rp 25 juta untuk memboyong paket cabang. Biaya ini termasuk administrasi Aqad perjanjian selama lima tahun, survei lokasi, panduan operasional dan akademik, pelatihan pengajar dan biaya pembukaan cabang baru.Atau mitra bisa memilih paket penuh seharga Rp 100 juta. Mitra akan mendapat seluruh fasilitas pada paket cabang, plus renovasi gedung, seluruh perlengkapan belajar, dan pelatihan tenaga pengajar. Mitra hanya menyiapkan tempat seluas 60 meter persegi (m2), yang cukup untuk 4 - 5 kelas.Balik modal 3 tahunMenurut proyeksi Hari, mitra bisa memperoleh 200 - 400 siswa per tahun. Jika tarif kursus satu siswa rata-rata Rp 1,5 juta per tahun, maka, omzet mitra diperkirakan Rp 25 juta - Rp 50 juta per bulan. Dengan, laba bersih berkisar 20% - 30% dari omzet bulanan, maka mitra ditargetkan balik modal dalam waktu dua tahun hingga tiga tahun.Pihak pusat akan memungut biaya royalti dari mitra mulai tahun kedua sebesar 12,5% dari omzet.Pengamat waralaba Erwin Halim menilai, bisnis lembaga pendidikan berbasis Inggris dalam jangka panjang memang sangat bagus. Namun, bisnis ini bukanlah seperti bisnis makanan yang memiliki tenggat balik modal sangat cepat. "Balik modalnya lama, maka harus benar-benar punya strategi sistem kelola yang baik," paparnya.Kata Erwin, kendala dalam usaha ini terletak pada sumber daya manusia (SDM). Maka, ia menyarankan, NEC harus memiliki sistem untuk menjaga kualitas SDM. Selain itu, ia menyarankan, mitra untuk melihat strategi marketing dari pusat. "Karena strategi sangat menentukan apakah lembaga ini bisa bertahan dalam jangka waktu yang lama," ujarnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Laba meluncur dari bisnis kursus Inggris
JAKARTA. Di era globalisasi saat ini, mahir berbahasa Inggris sudah menjadi kebutuhan, baik untuk pendidikan ataupun urusan bisnis. Tak heran, tempat kursus bahasa Inggris terus tumbuh. Salah satu yang berkembang adalah National English Centre (NEC) di Jakarta.Lembaga kursus ini didirikan Rachmat Hidayat pada 1996. NEC melayani siswa mulai usia 4 tahun hingga dewasa. Ia mengklaim, keunggulan NEC, yaitu menyediakan berbagai program yang disesuaikan dengan kebutuhan siswanya.Ada sekitar 9 program yang bisa dipilih, antara lain Islamic English Club for Kids yang menggabungkan kemampuan berbahasa Inggris dengan unsur islami melalui pengajaran kepribadian dan akhlak. Lalu, ada program English Teens Club khusus untuk remaja. Kemudian, Healthcare Language Program yang fokus pada percakapan di bidang kesehatan untuk profesional medis. Ada pula International Test untuk mempersiapkan siswa menghadapi tes berskala internasional, seperti TOEFL, IELTS, dan TOEIC."Kami berstandar international, bekerja sama dengan Cambridge untuk modulnya, dan kerjasama dengan lembaga dari Malaysia dan Australia untuk program wisata belajar," jelas Hari Christianto, Manajer Franchise NEC. Sejak tahun 2000, NEC membuka peluang kemitraan. Kini, sudah ada 25 gerai NEC yang tersebar di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Batam, Lampung, dan Bengkulu.Berminat menjadi mitra NEC? Siapkan kocek Rp 25 juta untuk memboyong paket cabang. Biaya ini termasuk administrasi Aqad perjanjian selama lima tahun, survei lokasi, panduan operasional dan akademik, pelatihan pengajar dan biaya pembukaan cabang baru.Atau mitra bisa memilih paket penuh seharga Rp 100 juta. Mitra akan mendapat seluruh fasilitas pada paket cabang, plus renovasi gedung, seluruh perlengkapan belajar, dan pelatihan tenaga pengajar. Mitra hanya menyiapkan tempat seluas 60 meter persegi (m2), yang cukup untuk 4 - 5 kelas.Balik modal 3 tahunMenurut proyeksi Hari, mitra bisa memperoleh 200 - 400 siswa per tahun. Jika tarif kursus satu siswa rata-rata Rp 1,5 juta per tahun, maka, omzet mitra diperkirakan Rp 25 juta - Rp 50 juta per bulan. Dengan, laba bersih berkisar 20% - 30% dari omzet bulanan, maka mitra ditargetkan balik modal dalam waktu dua tahun hingga tiga tahun.Pihak pusat akan memungut biaya royalti dari mitra mulai tahun kedua sebesar 12,5% dari omzet.Pengamat waralaba Erwin Halim menilai, bisnis lembaga pendidikan berbasis Inggris dalam jangka panjang memang sangat bagus. Namun, bisnis ini bukanlah seperti bisnis makanan yang memiliki tenggat balik modal sangat cepat. "Balik modalnya lama, maka harus benar-benar punya strategi sistem kelola yang baik," paparnya.Kata Erwin, kendala dalam usaha ini terletak pada sumber daya manusia (SDM). Maka, ia menyarankan, NEC harus memiliki sistem untuk menjaga kualitas SDM. Selain itu, ia menyarankan, mitra untuk melihat strategi marketing dari pusat. "Karena strategi sangat menentukan apakah lembaga ini bisa bertahan dalam jangka waktu yang lama," ujarnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News