JAKARTA. Peningkatan volume di pasar pabrikan (OEM), pasar suku cadang pengganti (REM), dan pasar ekspor tidak serta merta membuat kinerja PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) melambung. Laba perseroan turun sebesar 8% dari Rp 948,01 miliar menjadi Rp 871,65 miliar per akhir tahun lalu. Robby Sani, Direktur AUTO mengatakan, penurunan itu disebabkan kenaikan biaya material akibat melemahnya nilai tukar rupiah. Selain itu juga ada kenaikan beban dari upah karyawan. "(Semua beban itu) tidak bisa dibebankan sepenuhnya kepada pelanggan," ujarnya dalam pernyataan resmi," Rabu (25/2). Mengutip laporan keuangan perseroan, beban penjualan yang naik dari Rp 439,44 miliar menjadi Rp 564,87 miliar. Beban umum dan administrasi perseroan pun melambung dari Rp 601,17 miliar menjadi Rp 726,42 miliar. Biaya keuangan juga membengkak dari Rp 87,26 miliar menjadi Rp 97,38 miliar. Perseroan pun mengalami rugi aktuarial imbalan pasca kerja sebesar Rp 34,53 miliar.
Laba mengempis, ini kata manajemen AUTO
JAKARTA. Peningkatan volume di pasar pabrikan (OEM), pasar suku cadang pengganti (REM), dan pasar ekspor tidak serta merta membuat kinerja PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) melambung. Laba perseroan turun sebesar 8% dari Rp 948,01 miliar menjadi Rp 871,65 miliar per akhir tahun lalu. Robby Sani, Direktur AUTO mengatakan, penurunan itu disebabkan kenaikan biaya material akibat melemahnya nilai tukar rupiah. Selain itu juga ada kenaikan beban dari upah karyawan. "(Semua beban itu) tidak bisa dibebankan sepenuhnya kepada pelanggan," ujarnya dalam pernyataan resmi," Rabu (25/2). Mengutip laporan keuangan perseroan, beban penjualan yang naik dari Rp 439,44 miliar menjadi Rp 564,87 miliar. Beban umum dan administrasi perseroan pun melambung dari Rp 601,17 miliar menjadi Rp 726,42 miliar. Biaya keuangan juga membengkak dari Rp 87,26 miliar menjadi Rp 97,38 miliar. Perseroan pun mengalami rugi aktuarial imbalan pasca kerja sebesar Rp 34,53 miliar.