Tahun ajaran baru ternyata mendatangkan berkah bagi para produsen meja dan kursi untuk taman kanak-kanak (TK). Produsen meja dan kursi itu kebanjiran pesanan. Omzet mereka bahkan naik, kalau biasanya cuma Rp 7 juta per bulan, kini melonjak menjadi Rp 20 juta.Liburan sekolah ternyata tidak hanya membuat gembira para murid. Musim libur sekolah juga membawa berkah rezeki bagi produsen meja dan kursi untuk keperluan sekolah. Saat musim liburan tiba, para produsen juga sibuk mempersiapkan aneka meja dan kursi sekolah untuk untuk mengantisipasi kenaikan pesanan. Sebab, seusai liburan, pengurus sekolah akan memesan kursi dan meja baru untuk mengganti kursi lama atau untuk mengisi kelas baru. Kenaikan pesanan meja dan kursi tidak hanya datang dari tingkat sekolah dasar (SD) ke atas saja. Tapi, juga datang dari sekolah taman kanak-kanak (TK). Alhasil, produsen kursi dan meja ikut kebanjiran pesanan. Ari Bayat, pemilik Abba Group, produsen meja dan kursi anak TK di Cipinang, Jakarta Timur, mengaku, kenaikan pesanan datang ketika menjelang siswa masuk sekolah. "Pesanan datang jika liburan selesai. Ini setelah pihak sekolah mengetahui secara pasti jumlah siswanya," kata Ari.Banyak juga pesanan datang dari sekolah yang baru berdiri. Apalagi sekolah untuk anak-anak di bawah usia lima tahun beragam macamnya, seperti: TK, playgroup, dan PAUD (pendidikan anak usia dini). "Munculnya sekolah balita ini tentu juga butuh meja dan kursi baru," imbuh Ari.Tak mengherankan, sampai pertengahan Juli, Ari berhasil menjual 100 set meja dan kursi. Untuk setiap set, Ari menjual seharga Rp 200.000. "Jika diakumulasi penjualan Mei dan Juni bisa 150 set," kata Ari yang sudah lima tahun memproduksi meja dan kursi TK itu. Dari situ ia mengambil margin sekitar 30% atau Rp 60.000 per set. Ari juga menyediakan meja bergambar menarik bermotif buah atau motif hewan. "Untuk yang bermotif kami jual Rp 250.000 per set," kata Ari yang membuat meja dan kursi dari kayu jati belanda. Dari hasil penjualan bulan ini saja, Ari mengantongi omzet hingga Rp 20 juta per bulan. Padahal, pada hari biasa, Ari hanya bisa mendapat omzet Rp 7 juta. Pelanggan Ari saat ini tidak hanya datang dari wilayah Jabodotabek, tetapi juga datang dari Jawa, Padang, dan Medan. "Peluang usaha ini besar, tapi persaingan juga cukup ketat," kata Ari.Pemain lain yang memproduksi meja dan kursi TK ini adalah Andri Hardian di Bekasi, Jawa Barat. Andri menekuni pembuatan meja dan kursi TK ini sejak setahun terakhir. "Awalnya hanya menerima pesanan. Tapi, karena banyak yang suka, saya mulai memproduksi," kata Andri yang juga punya usaha pembuatan kanvas lukis dan meja lukis.Karena banyak yang senang, Andri memasarkan produknya itu lewat internet. Hingga kini, dalam sebulan Andri bisa melayani pesanan meja dan kursi anak sebanyak 20 set. Untuk setiap set kursi dan meja itu, Andri membanderolnya seharga Rp 120.000–Rp 150.000 per set. ------------------------------------------------------------------------------------------------Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Laba merekah dari pembuatan meja dan kursi untuk si cilik
Tahun ajaran baru ternyata mendatangkan berkah bagi para produsen meja dan kursi untuk taman kanak-kanak (TK). Produsen meja dan kursi itu kebanjiran pesanan. Omzet mereka bahkan naik, kalau biasanya cuma Rp 7 juta per bulan, kini melonjak menjadi Rp 20 juta.Liburan sekolah ternyata tidak hanya membuat gembira para murid. Musim libur sekolah juga membawa berkah rezeki bagi produsen meja dan kursi untuk keperluan sekolah. Saat musim liburan tiba, para produsen juga sibuk mempersiapkan aneka meja dan kursi sekolah untuk untuk mengantisipasi kenaikan pesanan. Sebab, seusai liburan, pengurus sekolah akan memesan kursi dan meja baru untuk mengganti kursi lama atau untuk mengisi kelas baru. Kenaikan pesanan meja dan kursi tidak hanya datang dari tingkat sekolah dasar (SD) ke atas saja. Tapi, juga datang dari sekolah taman kanak-kanak (TK). Alhasil, produsen kursi dan meja ikut kebanjiran pesanan. Ari Bayat, pemilik Abba Group, produsen meja dan kursi anak TK di Cipinang, Jakarta Timur, mengaku, kenaikan pesanan datang ketika menjelang siswa masuk sekolah. "Pesanan datang jika liburan selesai. Ini setelah pihak sekolah mengetahui secara pasti jumlah siswanya," kata Ari.Banyak juga pesanan datang dari sekolah yang baru berdiri. Apalagi sekolah untuk anak-anak di bawah usia lima tahun beragam macamnya, seperti: TK, playgroup, dan PAUD (pendidikan anak usia dini). "Munculnya sekolah balita ini tentu juga butuh meja dan kursi baru," imbuh Ari.Tak mengherankan, sampai pertengahan Juli, Ari berhasil menjual 100 set meja dan kursi. Untuk setiap set, Ari menjual seharga Rp 200.000. "Jika diakumulasi penjualan Mei dan Juni bisa 150 set," kata Ari yang sudah lima tahun memproduksi meja dan kursi TK itu. Dari situ ia mengambil margin sekitar 30% atau Rp 60.000 per set. Ari juga menyediakan meja bergambar menarik bermotif buah atau motif hewan. "Untuk yang bermotif kami jual Rp 250.000 per set," kata Ari yang membuat meja dan kursi dari kayu jati belanda. Dari hasil penjualan bulan ini saja, Ari mengantongi omzet hingga Rp 20 juta per bulan. Padahal, pada hari biasa, Ari hanya bisa mendapat omzet Rp 7 juta. Pelanggan Ari saat ini tidak hanya datang dari wilayah Jabodotabek, tetapi juga datang dari Jawa, Padang, dan Medan. "Peluang usaha ini besar, tapi persaingan juga cukup ketat," kata Ari.Pemain lain yang memproduksi meja dan kursi TK ini adalah Andri Hardian di Bekasi, Jawa Barat. Andri menekuni pembuatan meja dan kursi TK ini sejak setahun terakhir. "Awalnya hanya menerima pesanan. Tapi, karena banyak yang suka, saya mulai memproduksi," kata Andri yang juga punya usaha pembuatan kanvas lukis dan meja lukis.Karena banyak yang senang, Andri memasarkan produknya itu lewat internet. Hingga kini, dalam sebulan Andri bisa melayani pesanan meja dan kursi anak sebanyak 20 set. Untuk setiap set kursi dan meja itu, Andri membanderolnya seharga Rp 120.000–Rp 150.000 per set. ------------------------------------------------------------------------------------------------Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News