Laba Mutuagung (MUTU) Tumbuh 34,6% di Kuartal I



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mutuagung Lestari Tbk (MUTU) mencetak kinerja positif pada kuartal I-2024. Perusahaan ini membukukan laba bersih sebesar Rp 4,39 miliar, tumbuh 34,66% secara tahunan.

Peningkatan laba perusahaan jasa pengujian, inspeksi, dan sertifikasi tersebut didorong oleh pertumbuhan pendapatan sebesar 17,4% secara tahunan menjadi Rp 60,5 miliar.

Direktur SDM dan Keuangan MUTU Sumarna mengatakan, perusahaan terus melakukan inovasi dalam pengembangan dan penciptaan perdagangan nasional dan internasional, di mana MUTU telah berhasil melayani lebih dari 3.000 klien perusahaan multinasional yang memiliki reputasi positif di seluruh dunia.


“MUTU juga menjadi lembaga sertifikasi pertama di Indonesia yang mendapatkan akreditasi sebagai Lembaga Validasi atau Verifikasi Gas Rumah Kaca dari Komite Akreditasi Nasional (KAN),” kata dia dalam keterangan resminya, Kamis (26/6).

Baca Juga: Prospek Bisnis TIC Cerah, Carsurin (CRSN) Optimistis Mencapai Target 2023 & 2024

Sumarna menambahkan, sertifikasi produk MUTU terus mengalami pertumbuhan. Tahun 2023, tercatat mencapai Rp 12,9 miliar atau tumbuh 13,01% secara tahunan. Sementara segmen pengujian Laboratorium dan Surveyor meningkat 2,67% atau sebesar Rp 2,68 miliar, sedangkan segmen Inspeksi Teknis tumbuh 16,28% atau sebesar Rp 9,97 miliar.

Seiring dengan positifnya kinerja pendapatan dan laba perusahaan, aset perusahaan juga mengalami kenaikan dari Rp 275,44 miliar pada akhir 2023 menjadi Rp 282,09 miliar pada Maret 2024. Di sisi lain, liabilitas meningkat dari Rp 74,85 miliar menjadi Rp 77,51 miliar.

Sementara itu, Direktur Operasional PT Mutuagung Lestari Tbk Irham Budiman, melihat bahwa potensi industri Testing, Inspection, and Certification (TIC) di Indonesia dan global sangat besar. Ditaksir mencapai US$ 270 miliar pada 2027.

Irham optimis prospek industri ini masih sangat menjanjikan karena nilai pasar Indonesia saat ini baru mencapai Rp 20 triliun. Industri TIC diperkirakan masih akan terus tumbuh secara eksponensial seiring adanya kebijakan hilirisasi industri, pembangunan ekonomi hijau, digitalisasi, pengembangan ekonomi syariah, peningkatan volume perdagangan dan peningkatan kesadaran konsumen akan pentingnya sertifikasi.

Baca Juga: Pebisnis Edge Computing Jaring Peluang Transformasi Digital

Ke depan, MUTU akan berfokus pada green economy, sharia economy, dan digital economy. Perusahaan ini menargetkan akan masuk ke bisnis perdagangan karbon yang dilakukan Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk kebutuhan green economy.

Untuk kebutuhan sharia economy, Mutuagung menargetkan akan banyak terlibat dalam sertifikasi halal, industri halal, dan wisata halal. Sementara untuk digital economy, tren digitalisasi yang terus diterapkan juga menjadi prospek usaha yang relevan melalui penyediaan sistem traceability, terutama untuk aset sumber daya alam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dina Hutauruk