KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Summarecon Agung Tbk (
SMRA) mencatatkan laba sebesar Rp 765,96 miliar di tahun 2023. Keuntungan Summarecon naik 22% dari laba di tahun 2022. Melansir laporan keuangan di laman BEI, SMRA juga mencatatkan kenaikan pendapatan di tahun lalu. SMRA membukukan pendapatan sebesar Rp 6,65 triliun tahun lalu, naik 16,42% dari tahun 2022 yang sebesar Rp 5,71 triliun. Jika dirinci, segmen pengembang properti berkontribusi sebesar Rp 4,04 triliun ke pendapatan SMRA di tahun 2023. Lalu, disusul dengan properti investasi Rp 1,73 triliun, serta lain-lain Rp 876,13 miliar.
Pada segmen pengembangan properti, penjualan rumah dari pihak ketiga menyumbang kontribusi paling besar ke pendapatan SMRA di tahun 2023, yaitu Rp 3,06 triliun. Raihan ini naik 75,3% secara tahunan.
Baca Juga: Naik 22%, Summarecon Agung (SMRA) Catat Laba Rp 765,96 Miliar pada Tahun 2023 Pada segmen properti investasi, aset mal dan retail menyumbang kontribusi paling besar ke pendapatan SMRA di tahun lalu. Aset mal dan retail dari pihak-pihak berelasi sebesar Rp 50,99 miliar dan dari pihak ketiga sebesar Rp 1,57 triliun. Pada segmen lain-lain, aset hotel dari pihak ketiga menyumbang paling besar ke pendapatan Perseroan di tahun lalu, yaitu Rp 415,42 miliar. Raihan ini naik 41,6% secara tahunan. Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Miftahul Khaer melihat, kenaikan kinerja SMRA itu disebabkan oleh oleh aktivitas masyarakat yang meningkat, serta masifnya
event-event yang dilaksanakan di pusat perbelanjaan. “Hal ini juga didukung dengan daya beli masyarakat yang menguat sepanjang tahun 2023,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (19/3). Di tahun 2024, sektor properti masih prospektif. Sebab, ada potensi penurunan suku bunga, baik itu Fed Rate maupun BI Rate di semester II 2024.
Baca Juga: Summarecon Agung (SMRA) Gelontorkan Rp 100 Miliar Bangun Pusat Kuliner Gafoy Hal itu pun bisa mengembalikan minat akan aset properti, khususnya yang menyasar segmen menengah ke bawah yang mayoritas mengandalkan kredit pemilikan rumah (KPR). “SMRA pada tahun juga akan melakukan sejumlah pengembangan proyek di sejumlah wilayah di Tanah Air, khususnya di area
existing Jabodetabek, Karawang, Bandung, dan Makassar,” paparnya.
Khaer merekomendasikan
trading buy untuk SMRA dengan target harga Rp 580 per saham. Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat, pergerakan harga saham SMRA saat ini berada di level
support Rp 505 per saham dan
resistance Rp 530 per saham. Herditya merekomendasikan
speculative buy untuk SMRA dengan target harga Rp 550–Rp 585 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati