Laba naik, analis justru rekomendasikan hold BMRI



JAKARTA. PT Bank Mandiri Persero Tbk (BMRI) tengah mengupayakan perbaikan kinerja. Sebab, laba bersih BMRI bertumbuh ditengah Net Interest Margin (NIM) yang menurun. Bima Setiaji Analis NH Korindo mengatakan pertumbuhan laba bersih didorong oleh kredit BMRI yang bertumbuh seiring dengan pemulihan kualitas kredit. Pertumbuhan kredit BMRI pada semester I-2017 mencapai 12,9% menjadi Rp 682 triliun secara tahunan (yoy).

Hingga kuartal II-2017 BMRI membukukan laba bersih sebesar Rp 9,5 triliun atau meningkat 33,7% dibandingkan laba bersih semester I-2016 yang sebesar Rp 7,1 triliun.

Laba bersih BMRI meningkat juga didorong biaya pencadangan BMRI yang turun 26% secara yoy pada kuartal I-2017. "Biaya pencadangan yang turun membuat laba bersih melonjak," kata Bima Selasa (25/7). Selain itu pendapatan BMRI dari fee based income juga tumbuh signifikan sebesar 18,5% menjadi Rp 10,9 triliun. Namun, di tengah meningkatnya laba bersih, BMRI mencatatkan penurunan pada net interest margin (NIM). Pertumbuhan NIM BMRI menurun dari 6,2% di semester I-2016 menjadi 5,9% di semester I-2017.


Bima mengatakan penurunan NIM disebabkan karena beragam penyesuaian yang dilakukan BMRI. Dari sisi pendanaan, ketatnya persaingan likuidias menyebabkan kenaikan biaya yang dikeluarkan BMRI.

NIM BMRI yang tergelincir juga terpengaruh regulasi pengurangan satu digit pinjaman perbankan oleh pemerintah pada 2016, sehingga pada 2018 Bima memprediksikan pendapatan bunga bersih BMRI bisa melambat jika rasio NIM terus menyusut. Menurut Bima ke depan pekerjaan rumah yang BMRI harus rampungkan adalah pemulihan aset kredit bermasalah. Selain itu, BMRI harus rajin menagih ketetapan komitmen debitur dalam hal pembayaran kredit agar special mention loan (SML) BMRI tidak pindah ke non performing loan (NPL). Prospek BMRI ke depan juga masih bagus dengan katalis positif yang datang dari turunnya NPL menjadi 3,8% di kuartal II-2017 dibanding pada kuartal I-2017 sebesar 4%. Sementara katalis negatif juga masih membayangi kinerja BMRI ke depan.

Selain itu, kredit komersial masih mencatatkan penurunan sebesar 1% secara yoy. Dus, Bima merekomendasikan hold saham BMRI dengan target harga Rp 13.300 per saham hingga akhir tahun. Bima memprediksikan pendapatan BMRI hingga akhir tahun meningkat 7,8% menjadi Rp 82,71 triliun dari posisi Rp 76,71 triliun pada 2016 dan laba bersih meningkat jadi Rp 19,59 triliun.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dessy Rosalina