Laba PGAS akan tertekan sampai akhir tahun



JAKARTA. Kinerja keuangan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) tampak melempem di semester pertama kemarin. Labanya merosot 19,11% dari US$ 457,51 juta menjadi US$ 370,05 juta. Padahal, pendapatannya mampu naik 14,09% dari US$ 1,49 miliar ke posisi US$ 1,7 miliar. Nah, kondisi keuangan ini disinyalir masih akan serupa hingga akhir tahun.

"Karena tren dari sisi biaya memang naik," ungkap Direktur Investments Planning and Risk Management PGAS, Wahid Sutopo, KamisĀ (4/9).

Pada semester pertama, beban pokok pendapatan PGAS tercatat US$ 967,34 juta. Angka tersebut melonjak 22,95 dari US$ 786,76 juta di periode yang sama tahun sebelumnya.


Ia menyebut bahwa terdapat faktor kenaikan harga beli gas. Dus, PGAS belum berencana menyesuaikan harga tersebut ke konsumen. Wahid bilang, pihaknya masih akan melihat seberapa besar kemampuan pasar.

Terlebih, fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pun turut membebani laporan keuangan PGAS. Pada semester pertama, PGAS mengalami rugi selisih kurs US$ 18,29 juta. Sedangkan di periode yang sama tahun sebelumnya, PGAS untung kurs US$ 68,23 juta.

Demi mendongkrak raihan laba, PGAS akan berusaha untuk menggenjot pemanfaatan gas ke masyarakat. Wahid berharap, permintaan gas terus meningkat sehingga bisa mendongkrak raihan keuntungan PGAS. Sampai Juni, volume produksi PGAS mencapai 869 juta kaki kubik per hariĀ (MMSCFD), naik tipis 5,07% dari 827 MMSCFD.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia