KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) tercatat mengalami penurunan kinerja keuangan dalam lima tahun terakhir. Berdasarkan data dari Komisi VI DPR RI tercatat laba usaha dan laba bersih PGN dalam lima tahun berturut-turut turun selama tahun 2012 hingga 2017. Padahal menurut Anggota Komisi VI DPR RI, Rieke Diah Pitaloka, PGN masih bisa mencatatkan pertumbuhan pendapatan dan penyaluran gas. Begitu pula dengan aset PGN yang meningkat dalam periode 2012 hingga 2016. "Mengapa kinerja PGN turun dalam lima tahun terakhir, berdasarkan data PGN, penjelasan PGN, penjelasan direksi, bagi kami tidak konsisten, tidak berdasar, dan ada hal yang tidak disampaikan. Kinerja PGN dalam lima tahun turun karena disebabkan adanya kenaikan biaya operasi akibat pembayaran sewa FSRU Lampung dan pemaksaan strategi managemen dalam penetapan investasi khususnya di hulu yaitu oleh Saka Energi," sebut Rieke dalam Rapat Komisi VI dengan Deputi Bidang Usaha Tambang, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno dan Direksi PT Pertamina (Persero) pada Rabu (14/3).
Laba PGN terus tergerus karena FSRU Lampung dan Saka Energi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) tercatat mengalami penurunan kinerja keuangan dalam lima tahun terakhir. Berdasarkan data dari Komisi VI DPR RI tercatat laba usaha dan laba bersih PGN dalam lima tahun berturut-turut turun selama tahun 2012 hingga 2017. Padahal menurut Anggota Komisi VI DPR RI, Rieke Diah Pitaloka, PGN masih bisa mencatatkan pertumbuhan pendapatan dan penyaluran gas. Begitu pula dengan aset PGN yang meningkat dalam periode 2012 hingga 2016. "Mengapa kinerja PGN turun dalam lima tahun terakhir, berdasarkan data PGN, penjelasan PGN, penjelasan direksi, bagi kami tidak konsisten, tidak berdasar, dan ada hal yang tidak disampaikan. Kinerja PGN dalam lima tahun turun karena disebabkan adanya kenaikan biaya operasi akibat pembayaran sewa FSRU Lampung dan pemaksaan strategi managemen dalam penetapan investasi khususnya di hulu yaitu oleh Saka Energi," sebut Rieke dalam Rapat Komisi VI dengan Deputi Bidang Usaha Tambang, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno dan Direksi PT Pertamina (Persero) pada Rabu (14/3).