FRANKFRUT. Kasus Deutsche Bank kian pelik. Meskipun mencatat kinerja positif, namun bank terbesar asal Jerman tersebut mengaku kesulitan untuk membayar denda yang ditetapkan Kejaksaan Amerika Serikat (AS). Chief Executive Officer (CEO) Deutsche Bank John Cryan mengakui pihaknya masih kesulitan mencapai kata sepakat dengan otoritas AS. Hingga saat ini, Deutsche Bank masih harus membayar denda US$ 14 miliar. Kegagalan Deutsche Bank untuk menurunkan kewajiban pembayaran denda masih membuat cemas investor. Hal ini tetap menimbulkan ketidakpastian meski Deutsche Bank meraih laba lebih tinggi dari dugaan.
Keuntungan dari perdagangan obligasi menolong laba bersih Deutsche Bank menjadi € 278 juta euro atau US$ 303 juta pada kuartal III 2016. "Pendapatan perusahaan tumbuh menjadi € 7,5 miliar," tulis Deutsche Bank seperti dilansir Reuters, Kamis (27/10). Analis Morgan Stanley menilai, pertumbuhan pendapatan terdorong oleh bisnis brokerage. Pendapatan yang berasal dari perdagangan obligasi naik 14%. Sementara pendapatan dari perbankan korporasi dan investasi turun 1%. Namun, Cryan mengingatkan karyawan Deutsche Bank bahwa situasi ke depan masih tetap sulit. Ia bahkan menghabiskan setidaknya satu jam sehari untuk menjelaskan kondisi terbaru bank kepada klien. Deutsche Bank mengungkapkan, bisnis ritel dan wealth management mulai terkena imbas denda jumbo dari AS. Dari aset hampir € 440 miliar, klien telah menarik dananya sebesar € 9 miliar pada kuartal III tahun ini. Likuiditas susut Meski terjadi penarikan dana besar-besaran, namun Cryan mengatakan, saat ini bank masih memiliki cadangan likuiditas sebesar € 200 miliar. Angka tersebut turun dari posisi € 215 miliar pada 30 September.