JAKARTA. Kegelisahan industri asuransi terhadap penerapan sistem pelaporan keuangan PSAK 62 yang merujuk International Financial Reporting Standards (IFRS), mulai terbukti. Metode baru ini berdampak ke pencatatan kinerja perusahaan asuransi. Lihat saja laba PT Asuransi Samsung Tugu. Per akhir 2012, labanya merosot 33% menjadi Rp 14,2 miliar. Perusahaan patungan Samsung Fire and Marine dengan PT Tugu Pratama Indonesia ini berdalih penyebabnya adalah standar akuntansi baru. Usmansah, Direktur Keuangan Samsung Tugu, menjelaskan, perolehan premi tahun lalu sejatinya sangat bagus. Perusahaan yang 70% sahamnya dikuasai Samsung Fire and Marine ini membukukan premi bruto Rp 263,5 miliar, atau naik 53,6%. Angka ini juga lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan premi industri yang hanya sebesar 13%.
Laba Samsung Tugu merosot
JAKARTA. Kegelisahan industri asuransi terhadap penerapan sistem pelaporan keuangan PSAK 62 yang merujuk International Financial Reporting Standards (IFRS), mulai terbukti. Metode baru ini berdampak ke pencatatan kinerja perusahaan asuransi. Lihat saja laba PT Asuransi Samsung Tugu. Per akhir 2012, labanya merosot 33% menjadi Rp 14,2 miliar. Perusahaan patungan Samsung Fire and Marine dengan PT Tugu Pratama Indonesia ini berdalih penyebabnya adalah standar akuntansi baru. Usmansah, Direktur Keuangan Samsung Tugu, menjelaskan, perolehan premi tahun lalu sejatinya sangat bagus. Perusahaan yang 70% sahamnya dikuasai Samsung Fire and Marine ini membukukan premi bruto Rp 263,5 miliar, atau naik 53,6%. Angka ini juga lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan premi industri yang hanya sebesar 13%.