KONTAN.CO.ID - Wisuda tentu jadi hari istimewa buat mahasiswa. Upacara kelulusan ini sekaligus mengukuhkan gelar sarjana mereka. Dan, kado spesial dari keluarga atau teman yang ikut hadir di acara wisuda pun menanti. Nah belakangan, banyak yang memberikan hadiah berupa selempang berukir nama wisudawan atau wisudawati plus gelar sarjana mereka. Ada juga yang memberi kado selempang bertuliskan kata-kata
nyeleneh. Misalnya, “akhirnya lulus” dan “calon menantu idaman”.
Menurut Nisaul Kamila, produsen selempang wisuda bermerek dagang Cherish Greduesien, pemberian selempang sebagai kado wisuda mulai tren sejak 2015. Sebelum tahun itu, permintaan selempang wisuda tidak terlalu banyak. Pesanan yang masuk ke tempat Nisa, panggilan sehari-hari Nisaul Kamila, yang memulai usaha ini sejak 2012, berkisar 100 hingga 150 selempang saja per bulan. Tapi sekarang, order yang datang saban bulan bisa mencapai 4.000 helai. Kartika, produsen selempang wisuda dengan merek Sash, mengamini, permintaan selempang wisuda sangat tinggi mulai 2015. Ini yang kemudian mendorong lulusan Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung (ITB) ini terjun ke bisnis tersebut pada tahun itu. Permintaan yang tinggi tentu membuat bisnis selempang wisuda menarik. Apalagi, Nisa menyebutkan, margin usaha ini bisa mencapai 20%–35%. Bahkan, menurut Kartika, ke depan, peluang bisnis selendang wisuda semakin menjanjikan. Sebab, sekarang selempang tidak hanya jadi kado buat mahasiswa yang baru diwisuda. Para siswa, mulai taman kanak-kanak (TK) hingga sekolah menengah atas (SMA) mulai menggunakan selempang untuk acara kelulusan. Cuma untuk saat ini, sekitar 80% pesanan datang untuk wisuda mahasiswa. Tiap bulan, Kartika yang membuka gerai di Kota Bandung dan Yogyakarta bilang, order yang masuk ke tempatnya sekitar 1.000–2.000 selempang. Tetapi, selama musim wisuda seperti bulan Juni–Juli, permintaan yang datang ke Sash bisa melonjak hingga 30%. Awalnya, klien Kartika adalah teman-teman satu kampus di ITB, lalu mulai meluas ke seluruh Bandung. Dengan sentuhan inovasi yang tiada henti, usahanya pun semakin berkembang. Saat ini, kliennya dari seluruh nusantara. “Aceh sampai Papua,” ungkap Kartika. Harga selendang buat Kartika per satuan mulai Rp 50.000 tergantung bahan. Secara umum, dia menawarkan dua macam bahan, yakni kain satin dan beledu. Sehelai selempang berbahan satin dilego dengan harga Rp 50.000, sedangkan beledu atawa populer dengan sebutan beludru Rp 65.000. Tapi, kalau klien ingin bahan lain, Kartika siap memenuhi permintaan itu. “Pokoknya, bisa dibuatkan sesuai keinginan alias
customize,” ujarnya. Ia mencontohkan, beberapa waktu lalu ada pesanan dari kepolisian. Lantaran ditambah pernak-pernik lainnya dan bahan khusus, maka harga per satuan jadi Rp 100.000. Selendang bikinan Nisa juga terbuat dari kain satin dan beledu. Harga yang dia patok mulai Rp 55.000 untuk ukuran 150 cm x 10 cm dan
start Rp 75.000 untuk ukuran 200 cm x 13 cm. Nisa menawarkan selempang lebih dari 15 warna, seperti emas, merah, dan biru. Dia juga melayani permintaan konsumen jika ingin menambahkan logo, pita, hingga bentuk tulisan yang lebih menarik. Untuk tambahan itu, ia tak memungut biaya sepeser pun. Sekitar 75% konsumen Nisa memesan selempang untuk dijadikan hadiah wisuda. Sisanya, order untuk keperluan acara kelulusan TK hingga SMA, adat, ulang tahun, pernikahan. Modal mini Anda tertarik mengikuti langkah Nisa dan Kartika berbisnis selempang wisuda? Untuk memulai usaha ini, modal awal yang kudu Anda rogoh dari kantong sekitar Rp 20 juta. Sebanyak 60% di antaranya untuk membeli mesin jahit, mesin bordir, dan bahan baku kain. Harga kain mulai Rp 10.000–Rp 20.000 per meter. “Kain juga tidak sulit diperoleh, banyak di pasar,” ungkap Nisa yang membuka usaha selempang wisuda di Depok, Jawa Barat. Untuk lokasi pembuatan selendang, tahap awal tidak harus menyewa tempat. Dulu, waktu memulai usaha ini, Nisa memanfaatkan satu kamar di rumahnya. Jika bisnis sudah mulai berkembang dan permintaan meningkat, maka bisa mencari tempat khusus untuk pembuatan selendang wisuda. Urusan tenaga kerja, menurut Kartika, kebutuhan awal terdiri dari satu penjahit, satu operator mesin bordir, satu staf administrasi dan satu pekerja yang menangani belanja bahan plus pengiriman barang. “Untuk admin biasanya merangkap desainer selempang,” katanya. Karena pada dasarnya mirip dengan bisnis konveksi, maka tenaga kerja yang dibutuhkan untuk usaha selempang wisuda juga harus memiliki kualifikasi sebagai penjahit dan tukang bordir.
Kartika mengaku tidak kesulitan mencari tenaga kerja. Kebetulan, orangtuanya memiliki usaha konveksi. Saat ini, ia memiliki tujuh pekerja. Untuk memulai bisnis ini, Kartika menyarankan, sebaiknya sudah memiliki pasar atau minimal calon klien. Kalau tidak, harus sabar untuk bisa mendapatkan konsumen. “Paling aman, mulai dulu dengan jadi
reseller,” sarannya. Siap merajut laba dari pembuatan selempang wisuda? Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: S.S. Kurniawan