KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Iklim industri semen sepanjang tahun lalu belum bersahabat bagi PT Semen Indonesia Tbk. Tren kenaikan harga batubara dan kondisi oversupply semen di dalam negeri menekan performa emiten berkode saham SMGR ini. Apalagi, belum terlihat tanda-tanda bangkitnya sektor properti. Tahun lalu, pendapatan SMGR tercatat naik 6,4% menjadi Rp 27,81 triliun. Namun, laba bersih perusahaan merosot hingga 55,5% dari Rp 4,52 triliun pada 2016 menjadi Rp 2,01 triliun. Penurunan laba bersih SMGR terjadi seiring bertambahnya beban pokok pendapatan perusahaan sebesar 22% dari Rp 16,28 miliar menjadi Rp 19,85 miliar. Kenaikan beban pokok pendapatan disebabkan biaya bahan baku dan pabrikasi yang kian menanjak.
Laba Semen Indonesia merosot 55,5% pada 2017
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Iklim industri semen sepanjang tahun lalu belum bersahabat bagi PT Semen Indonesia Tbk. Tren kenaikan harga batubara dan kondisi oversupply semen di dalam negeri menekan performa emiten berkode saham SMGR ini. Apalagi, belum terlihat tanda-tanda bangkitnya sektor properti. Tahun lalu, pendapatan SMGR tercatat naik 6,4% menjadi Rp 27,81 triliun. Namun, laba bersih perusahaan merosot hingga 55,5% dari Rp 4,52 triliun pada 2016 menjadi Rp 2,01 triliun. Penurunan laba bersih SMGR terjadi seiring bertambahnya beban pokok pendapatan perusahaan sebesar 22% dari Rp 16,28 miliar menjadi Rp 19,85 miliar. Kenaikan beban pokok pendapatan disebabkan biaya bahan baku dan pabrikasi yang kian menanjak.