Laba semester I-2020 naik, Kresna kerek target Astra International (ASII)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Astra International Tbk (ASII) berhasil tumbuh sepanjang semester I tahun ini. Laba bersih ASII tumbuh 16,1% secara year on year (yoy) meskipun penjualan mobil lebih rendah 45% secara tahunan. 

Hingga semester I-2020, laba bersih Astra International (ASII) tercatat Rp 11,38 triliun lebih tinggi dari periode sama tahun lalu sebesar Rp 9,8 triliun. Padahal pendapatan ASII pada semester I tahun ini turun 22,7% secara yoy menjadi Rp 89,79 triliun dari periode sama tahun lalu sebesar Rp 116,18 triliun. 

Baca Juga: Pasar mulai membaik, Astra Daihatsu Motor memacu produksi mobil


Laba bersih Astra International (ASII) juga naik 36,5% secara kuartal on kuartal (qoq) pada kuartal II tahun ini menjadi Rp 6,57 triliun. Sementara pendapatan ASII turun 33,7% menjadi Rp 35,79 triliun di kuartal II tahun lalu. 

Robertus Hardy analis Kresna Sekuritas dalam riset 4 Agustus 2020 menjelaskan, pengakuan laba atas divestasi PT Bank Permata Tbk (BNLI) menjadi penopang pertumbuhan laba bersih selama paruh pertama di tahun ini. Nilai divestasi BNLI mencapai Rp 5,88 triliun. "Sementara itu, pendapatan ASII menurun lantaran pemberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang memberikan tekanan besar pada penjualan mobil Astra sepanjang enam bulan di tahun ini," terang dia dalam riset. 

Akibatnya, penjualan mobil Astra International (ASII) selama semester I tahun ini merosot 45% menjadi 139.508 unit dari periode sama tahun lalu sebanyak 253.278 unit. Penuruna penjualan mobil juga dirasakan industri. Total penjualan mobil di dalam negeri pada semester I tahun ini hanya 260.870 unit, lebih rendah dari enam bulan di 2019 sebanyak 481.072 unit. 

Baca Juga: Kinerja United Tractors Turun, Tapi Saham UNTR Menarik Berkat Bisnis Tambang Emas

Meski demikian, Robertus Hardy masih menyarankan beli saham ASII lantaran memiliki neraca yang kuat usai divestasi saham PT Bank Permata Tbk (BNLI). "Divestasi saham BNLI ke Bangkok Bank bisa memberikan berdampak membuat laba setelah pajak ASII Rp 11,76 triliun," terang dia dalam riset. 

Hardy memperkirakan, hasil ini bisa dialokasikan sebagai ekspansi organik dan anorganik. Sehingga pasca pandemi kantong ASII cukup untuk ekspansi. "Kami menyarankan beli dengan target Rp 6.500 per saham," saran Hardy dalam riset. 

Target tersebut mencerminkan rasio PBV tahun 2020 dan 2021 masing-masing di 1,62 kali dan 1,55 kali. ASII juga didukung rasio utang terhadap modal bersih hanya 29,4% pada Juni 2020. "Dalam perhitungan kami bisa kembali turun menjadi di 19% pada akhir tahun ini," terang Hardy. 

Jadi meski krisis akibat pandemi dan volume penjualan mobil bisa turun 29%-30% secara yoy di tahun ini, Kresna Sekuritas percaya kinerja ASII masih akan tumbuh dalam 12 bulan ke depan. Ini juga menjadi alasan Kresna mengerek target saham ASII dari sebelumnya dipasang di Rp 4.235 per saham. 

Baca Juga: Pendapatan Astra (ASII) susut 23%, penjualan Bank Permata (BNLI) mendongkrak laba

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana