KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sampoerna Agro Tbk (
SGRO) mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 24% secara tahunan alias
year on year (YoY) di semester I 2024. Melansir laporan keuangan, penurunan raihan laba ini sejalan dengan penurunan pendapatan perseroan di paruh pertama tahun 2024. Emiten yang 69% sahamnya dikuasai oleh Sampoerna Agri Resource Pte Ltd ini mencatat penurunan laba 24% YoY dari Rp 212,26 miliar seiring dengan turunnya angka penjualan.
SGRO mengeruk hasil penjualan sebesar Rp 2,26 triliun di akhir paruh pertama tahun ini, turun 10,95% YoY dari Rp 2,54 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sejalan dengan penurunan pendapatan, beban pokok penjualan emiten sawit ini turut mengalami koreksi, tepatnya sebesar 10,3% YoY dari Rp 2 triliun menjadi Rp1,8 triliun. Alhasil, laba bruto SGRO pada akhir semester I 2024 tercatat sebesar Rp 467,25 miliar, menurun 13% YoY dari Rp 538,42 miliar.
Baca Juga: Turun 24%, Sampoerna Agro Catat Laba Bersih Rp 160,17 Miliar di Semester I 2024 Head of Investor Relation SGRO, Stefanus Darmagiri mengatakan, penurunan laba dan penjualan SGRO pada semester I 2024, disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, penurunan penjualan sebesar 11% YoY yang disebabkan oleh penurunan penjualan CPO sebesar 19% YoY. “Ini adanya faktor
high-based di mana pada periode yang sama tahun lalu (semester I-2023), kami membukukan penjualan CPO sebesar 30% YoY,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (1/8). Kedua, kenaikan biaya produksi per kilogram
palm-products sebesar 10% YoY pada semester I. Di semester I 2024, produksi tandan buah segar (TBS) dan CPO sebesar masing-masing 738 ribu ton dan 150 ribu ton. Penurunan produksi TBS yang terjadi pada periode ini disebabkan oleh adanya kondisi pasca El-Nino yang terjadi pada semester II 2023, khususnya di area Sumatra. SGRO pun berharap produksi CPO akan lebih baik pada semester II nanti jika dibandingkan dengan semester pertama 2024. “Ini mengingat produksi TBS akan mencapai puncak panennya pada semester kedua, sehingga kami berharap dapat mencapai target produksi di tahun 2024,” ungkapnya.
Baca Juga: Produksi CPO Sampoerna Agro (SGRO) Terkendala Cuaca El Nino Realisasi belanja modal alias
capital expenditure (capex) SGRO hingga akhir Juni 2024 sebesar Rp 235 miliar, yang mana sebesar 55% dari dana itu digunakan untuk
fixed asset. Sisanya, capex dialokasikan untuk kegiatan perkebunan. Sebagai catatan, SGRO menganggarkan capex sebesar Rp 400 miliar–Rp700 miliar untuk sepanjang tahun 2024.
“Sehingga, per semester I ini SGRO sudah menggunakan sekitar 34%–59% dari rencana anggaran capex 2024,” katanya. Untuk memperbaiki kinerja di semester II, SGRO masih berfokus meningkatkan produktivitas Perseroan melalui kegiatan intensifikasi di kebun. Seperti, mekanisasi,
water management system, peningkatan infrastruktur dan digitalisasi untuk meningkatkan monitoring, hingga efektivitas produksi dan efisiensi kerja di kebun. “Kami berharap dapat mencapai target produksi di tahun 2024 dengan produksi CPO yang diperkirakan akan lebih baik pada semester II jika dibandingkan dengan semester pertama,” kata Stefanus. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati