KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Prodia Widyahusada Tbk (
PRDA) telah merilis laporan keuangan tahun buku 2022. Perusahaan ini terpantau membukukan penurunan kinerja keuangan, baik dari sisi top line maupun bottom line. Mengutip laporan keuangan perusahaan, pendapatan dari kontrak dengan pelanggan selama 2022 mengalami penyusutan 17,74% secara tahunan atau
year on year (YoY), dari semula dari Rp 2,65 pada tahun 2021 menjadi Rp 2,18 triliun pada tahun lalu. Direktur Utama Prodia Widyahusada Dewi Muliaty menjelaskan bahwa pendapatan dan laba bersih perseroan pada tahun 2022 terdampak dari normalisasi pandemi Covid-19, di mana pada tahun 2019-2021 pandemi Covid-19 merupakan tahun spesial.
Baca Juga: Fokus Tingkatkan Pelanggan Secara Organik, Begini Strategi Prodia Widyahusada (PRDA) "Namun, Perseroan tetap membukukan
positive growth dibandingkan dengan
pre-pandemic level," ujar Dewi, ketika dihubungi Kontan.co.id, pekan ini. Dia memaparkan, kinerja selama periode Januari-Desember 2022 mengalami koreksi karena adanya normalisasi frekuensi kunjungan per pasien, setelah tingginya permintaan testing di tahun 2021 akibat Covid-19 dan persiapan vaksinasi Covid-19. Meski demikian, memasuki era post-pandemi Covid-19 seperti saat ini, terdapat pergeseran pola gaya hidup dan pola pikir masyarakat. Di mana terjadi pertumbuhan tingkat kesadaran akan pemeriksaan kesehatan sedari dini sebagai tindakan preventif dan prediktif. Kondisi tersebut menjadi katalis positif pada kinerja perseroan. Terbukti dengan adanya peningkatan jumlah test per visit, lantaran tren kebutuhan pemeriksaan yang lebih kompleks dan lengkap.
Sekedar informasi, pendapatan PRDA selama tahun 2022 berdasarkan jenis pendapatan masih didominasi oleh pendapatan laboratorium yang mencapai Rp 1,93 triliun. Kemudian disusul oleh pendapatan non-laboratorium dan pendapatan klinik yang masing-masing senilai Rp 233,72 miliar dan Rp 8,20 miliar. Penurunan kinerja juga terjadi pada bottom line PRDA. Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih merosot angkanya hingga 40,36% yoy, dari sebelumnya Rp 623,23 miliar selama tahun 2021, menjadi hanya Rp 371,64 miliar per akhir Desember tahun lalu. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .