Laba Telkom Merosot 12,14%, Ada Unrealized Loss dari Investasi di GOTO



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 12,14% year on year (YoY) menjadi Rp 16,58 triliun pada sembilan bulan pertama 2022. Pada periode sama tahun 2021, laba bersih Telkom tercatat sebesar Rp 18,87 triliun. 

Berdasarkan laporan keuangan Telkom per September 2022 yang dirilis Jumat (28/10), penurunan laba bersih ini disebabkan oleh adanya kerugian yang belum direalisasi (unrealized loss) dari perubahan nilai wajar atas investasi sebesar Rp 3,08 triliun. Pada periode sama tahun 2021, perubahan nilai wajar atas investasi tersebut masih berbentuk keuntungan yang belum direalisasi Rp 403 miliar.

Menilik laporan keuangannya, investasi pada ekuitas yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi merupakan investasi jangka panjang dalam bentuk saham pada berbagai perusahaan start-up yang bergerak di bidang informasi dan teknologi. Salah satunya adalah investasi Telkomsel pada PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (AKAB) yang kini berganti nama menjadi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk usai merger dengan PT Tokopedia.


Baca Juga: Market Cap Bursa Masih Dikuasai Bank

Jumlah kerugian yang belum direalisasi dari perubahan nilai wajar investasi Telkomsel pada GoTo pada tanggal 30 September 2022 adalah sebesar Rp 3,06 triliun. Telkomsel menilai nilai wajar investasi di GoTo dengan menggunakan nilai pasar saham GoTo per 30 September 2022 yang sebesar Rp 246 per saham.

Sebagai pengingat, pada 16 November 2020, Telkomsel berinvestasi pada PT Aplikasi Karya Anak Bangsa alias Gojek dalam bentuk Obligasi Konversi tanpa bunga sebesar US$ 150 juta (setara Rp 2,11 triliun per 31 Desember 2020). Obligasi Konversi tersebut jatuh tempo pada 16 November 2023 dan dapat dikonversi menjadi saham.

Pada 17 Mei 2021, Gojek dan PT Tokopedia merger menjadi PT GoTo Gojek Tokopedia. Merger ini membuat Telkomsel mengeksekusi Obligasi Konversi. Berdasarkan perjanjian, GoTo akan membayar total jumlah konversi kepada Telkomsel, dan setelah menerima jumlah konversi tersebut, Telkomsel harus segera membayar jumlah konversi kepada GoTo sesuai dengan Perjanjian Pemesanan Saham.

Pada tanggal 18 Mei 2021, Telkomsel telah menandatangani Perjanjian Pembelian Saham untuk memesan 29.708 lembar saham konversi atau sebesar US$ 150 juta (setara dengan Rp 2,11 triliun) dan 59.417 lembar saham tambahan dari opsi pembelian saham atau senilai US$ 300 juta (setara dengan Rp 4,29 triliun).

Baca Juga: Kinerja Kian Ciamik, Telkom Indonesia (TLKM) Janjikan Dividen Hingga 70% dari Laba

Kemudian, berdasarkan perubahan akta pada tanggal 19 Oktober 2021, GoTo melakukan stock split dan mengubah jumlah kepemilikan saham Telkomsel dari 89.125 saham menjadi 23,72 miliar saham. Jumlah tersebut setara sekitar 2% dari modal ditempatkan dan disetor penuh GOTO per 30 September 2022 yang sebanyak lebih dari 1,18 triliun saham. 

Selain karena adanya kerugian yang belum direalisasi dari perubahan nilai wajar atas investasi, laba bersih Telkom juga turun karena beban operasi, pemeliharaan, dan jasa telekomunikasi perusahaan naik 0,70% YoY menjadi Rp 27,16 triliun dari Rp 26,97 triliun. Ditambah lagi, beban penyusutan dan amortisasi meningkat 12,78% YoY menjadi Rp 25,01 triliun dari Rp 22,18 triliun.  

Di sisi lain, meskipun laba bersih Telkom turun, pendapatannya untuk sembilan bulan pertama 2022 masih tumbuh 2,67% YoY menjadi Rp 108,87 triliun. Pada periode sama tahun 2021, realisasi pendapatan Telkom adalah sebesar Rp 106,04 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati