KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan tarif pajak (tax rate) membuat kinerja PT Medco Energi Internasional Tbk kurang mumpuni. Tekanan bagi perusahaan yang memiliki kode emiten MEDC ini juga bertambah lantaran harga komoditas seperti minyak dan gas cenderung turun. Namun, para analis tetap optimistis kinerja perusahaan ini bakal positif setelah konsolidasi dengan Ophir di semester II-2019. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, pendapatan MEDC di semester 1 tumbuh 8,12% jadi US$ 625,56 juta. Namun, laba bersih perusahaan ini malah anjlok 32,77% menjadi US$ 27,86 juta pada akhir Juni lalu. Padahal di periode Januari-Juni 2018, laba bersih anggota indeks KOMPAS100 ini masih sebesar US$ 41,44 juta. Baca Juga: Usai Akuisisi Pertagas, PGAS Berencana Merilis Obligasi Global premium
Menurut Analis Sucor Sekuritas Hasan, penurunan laba bersih perusahaan terjadi karena tingginya tarif pajak di paruh pertama tahun ini. Mengutip riset yang dirilis 5 Agustus lalu, tax rate MEDC di semester I-2019 mencapai 76,4%. Angka ini lebih tinggi ketimbang tarif pajak perusahaan ini di periode yang sama tahun lalu sebesar 65,3%. Analis Ciptadana Sekuritas Arief Budiman dalam risetnya menambahkan, tekanan bagi MEDC juga berasal dari beban bunga. Lalu ada kerugian non tunai yang mayoritas berasal dari perusahaan patungannya, yakni Amman Mineral. "Jika mengeluarkan kerugian dari Amman, laba bersih perusahaan bisa mencapai US$ 54 juta," jelas dia. Baca Juga: Laba Medco (MEDC) Bakal Naik Setelah Konsolidasi Ophir, Ini Hitungan Hilmi Panigoro premium Konsolidasi Ophir Memasuki semester dua, Hasan menilai potensi kinerja MEDC bakal lebih ciamik. Hal ini antara lain ditopang konsolidasi dengan kinerja Ophir, yang membuat bisnis minyak dan gas MEDC lebih solid. "Produksi dari Blok A di Aceh stabil di level 52-53 billion British thermal unit per hari," kata Hasan. Apalagi, pekerjaan pengembangan minyak di Bualuang, Thailand, sudah mengalami kemajuan yang signifikan. Pengeboran minyak diperkirakan bisa dimulai pada kuartal IV-2019. Begitu juga untuk proyek Meliwis pada pengembangan gas di Jawa Timur, yang perkembangannya sudah 38% dan diharapkan berproduksi pada kuartal II-2020. Baca Juga: Bakal terdepak dari indeks IDX30, begini pergerakan harga saham MEDC