JAKARTA. PT Tifa Finance Tbk sepertinya harus bekerja ekstra keras untuk merealisasikan pertumbuhan bisnisnya hingga akhir tahun nanti. Bukannya tanpa alasan, pasalnya pencapaian perseroan di sepanjang kuartal pertama tahun ini tidak terlalu menggembirakan. Buktinya, berdasarkan Keterbukaan Informasi, laba (periode berjalan) emiten dengan kode TIFA tersebut turun 24%, yakni dari Rp 11,6 miliar pada kuartal pertama tahun lalu menjadi hanya Rp 8,8 miliar pada periode yang sama tahun ini. Penurunan laba dikarenakan jumlah pendapatan perseroan naik tipis di kisaran 7% atau menjadi Rp 42,3 miliar. Pendapatan perseroan melorot lantaran hampir semua segmen usahanya menorehkan pertumbuhan negatif. Pendapatan dari lini sewa pembiayaan, misalnya, yang turun 11,5% menjadi Rp 33,7 miliar. Lini pembiayaan konsumen malah anjlok 91%, diikuti oleh bisnis ijarah muntahiyah bittamlik yang loyo 3,5%.
Laba Tifa Finance menyusut 24%
JAKARTA. PT Tifa Finance Tbk sepertinya harus bekerja ekstra keras untuk merealisasikan pertumbuhan bisnisnya hingga akhir tahun nanti. Bukannya tanpa alasan, pasalnya pencapaian perseroan di sepanjang kuartal pertama tahun ini tidak terlalu menggembirakan. Buktinya, berdasarkan Keterbukaan Informasi, laba (periode berjalan) emiten dengan kode TIFA tersebut turun 24%, yakni dari Rp 11,6 miliar pada kuartal pertama tahun lalu menjadi hanya Rp 8,8 miliar pada periode yang sama tahun ini. Penurunan laba dikarenakan jumlah pendapatan perseroan naik tipis di kisaran 7% atau menjadi Rp 42,3 miliar. Pendapatan perseroan melorot lantaran hampir semua segmen usahanya menorehkan pertumbuhan negatif. Pendapatan dari lini sewa pembiayaan, misalnya, yang turun 11,5% menjadi Rp 33,7 miliar. Lini pembiayaan konsumen malah anjlok 91%, diikuti oleh bisnis ijarah muntahiyah bittamlik yang loyo 3,5%.