JAKARTA. Tahun lalu kinerja PT Timah (persero) Tbk (TINS) cukup baik. Hal ini terlihat dari kenaikan pendapatan dan laba dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sepanjang tahun 2016 TINS tercatat mendapatkan laba mencapai Rp 251,97 miliar atau naik 148% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat hanya Rp 101,56 miliar. Jumlah tersebut dibarengi dengan peningkatan pendapatan 1,37% dari Rp 6,87 triliun menjadi Rp 6,97 triliun di periode yang sama.Untuk kinerja operasi, sepanjang tahun lalu produksi bijih sedikit mengalami penurunan dari 26.361 ton di 2015 menjadi 24.121 ton. Sedangkan untuk produksi dan penjualan untuk logam timah juga mengalami penurunan. Produksi logam timah tahun lalu hanya 23.756 metrik ton sedangkan sebelumnya di 2015 mencapai 27.431 metrik ton. Sedangkan penjualannya turun dari 30.087 metrik ton menjadi hanya 26.677 metrik ton. Namun TINS berhasil melakukan efisiensi dengan mengurangi cost yang membebani keuangan. "Beban pokok pendapatan mengalami penurunan sebesar 5,09% menjadi Rp 5,87 triliun dibandingkan tahun sebelumnya Rp 6,19 triliun," kata Sutrisno S Tatetdagat, Sekretaris Perusahaan dalam siaran pers, Selasa (28/2).
Laba TINS naik 148% di 2016
JAKARTA. Tahun lalu kinerja PT Timah (persero) Tbk (TINS) cukup baik. Hal ini terlihat dari kenaikan pendapatan dan laba dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sepanjang tahun 2016 TINS tercatat mendapatkan laba mencapai Rp 251,97 miliar atau naik 148% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat hanya Rp 101,56 miliar. Jumlah tersebut dibarengi dengan peningkatan pendapatan 1,37% dari Rp 6,87 triliun menjadi Rp 6,97 triliun di periode yang sama.Untuk kinerja operasi, sepanjang tahun lalu produksi bijih sedikit mengalami penurunan dari 26.361 ton di 2015 menjadi 24.121 ton. Sedangkan untuk produksi dan penjualan untuk logam timah juga mengalami penurunan. Produksi logam timah tahun lalu hanya 23.756 metrik ton sedangkan sebelumnya di 2015 mencapai 27.431 metrik ton. Sedangkan penjualannya turun dari 30.087 metrik ton menjadi hanya 26.677 metrik ton. Namun TINS berhasil melakukan efisiensi dengan mengurangi cost yang membebani keuangan. "Beban pokok pendapatan mengalami penurunan sebesar 5,09% menjadi Rp 5,87 triliun dibandingkan tahun sebelumnya Rp 6,19 triliun," kata Sutrisno S Tatetdagat, Sekretaris Perusahaan dalam siaran pers, Selasa (28/2).