Laba TLKM melonjak 31,16%



JAKARTA. Bisnis internet dan data semakin menopang kinerja PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM). Porsi pendapatan data, internet dan jasa informatika TLKM mencapai Rp 29,63 triliun atau 52,49% dari total pendapatan sepanjang semester pertama 2016.

Porsi segmen bisnis data ini melonjak ketimbang semester pertama tahun lalu, sekitar Rp 22,12 triliun atau 45,29% dari total pendapatan. Total pendapatan dan laba bersih emiten telekomunikasi pelat merah ini meningkat pesat.

Pendapatan telepon TLKM hanya naik 1,34% dari Rp 21,70 triliun menjadi Rp 21,99 triliun. Porsi pendapatan telepon ini mengerut dari 44,42% menjadi 38,95%. Sedangkan pendapatan interkoneksi TLKM melorot 16,07% menjadi hanya Rp 1,88 triliun.


Selain dari kinerja operasional, TLKM mengantongi keuntungan dari hasil penjualan saham tresuri. Pada 29 Juni lalu, Telkom Indonesia menjual 864 juta saham tresuri atau setara 0,86% modal disetor. Total nilai penjualan mencapai Rp 3,26 triliun.

Dari penjualan saham tresuri, TLKM mengantongi keuntungan hingga Rp 2 triliun, yang dicatat sebagai tambahan modal disetor. Setelah penjualan saham, TLKM masih memiliki simpanan 1,74 miliar saham tresuri.

Clement Hardjono Analis Minna Padi Investama Minna Padi Investama, mengungkapkan, pertumbuhan pendapatan TLKM saat ini masih sesuai ekspektasi. "Angka pendapatan TLKM tersebut masih sejalan dengan perkiraan pendapatan TLKM yang akan meningkat 16,4% full year 2016," ungkap Clement, Rabu (27/7).

Ia memandang, sektor telekomunikasi masih bullish, terutama TLKM yang menjadi pilihan utama bagi Clement untuk para investor. Meningkatnya pengguna ponsel pintar atau smartphone menjadi pemicu terangnya prospek sektor telekomunikasi, seperti TLKM.

Harga ponsel pintar yang semakin terjangkau diiringi dengan meningkatnya daya beli masyarakat, menjadikan pendorong penjualan smartphone. "Dengan demikian, konsumsi data akan terus meningkat, seiring perkembangan zaman yang menggunakan banyak aplikasi berbasis internet untuk interaksi," terang Clement.

Sebagai market leader, perseroan juga diuntungkan dengan average revenue per user (ARPU) yang lebih tinggi dibandingkan kompetitornya. Akan tetapi, menurut Clement secara fundamental saat ini harga saham TLKM sudah terbilang mahal.

Oleh karena itu, Clement merekomendasikan sell saham emiten BUMN ini dengan target Rp 4.000 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie