Laba Tumbuh 5,38% di Semester I, Dirut Bank CIMB Niaga (BNGA) Beberkan Pendorongnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) Lani Darmawan membeberkan faktor pendorong pertumbuhan laba bersih yang naik 5,38% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 3,41 triliun pada semester I-2024.

"Pertumbuhan laba bersih berasal dari berbagai faktor, pertumbuhan balance sheet baik loan yang di dominasi oleh UKM (Usaha Kecil Menengah) dan ritel yang memberikan margin yang bagus," ungkap Lani kepada Kontan belum lama ini.   

Adapun jika melihat laporan keuangan Bank CIMB Niaga secara konsolidasi, dengan pertumbuhan total kredit sebesar 5,9% yoy menjadi Rp 217,08 triliun pada semester I-2024, didorong oleh pertumbuhan kredit di berbagai segmen.


Baca Juga: CIMB Niaga Auto Finance Catat Piutang Pembiayaan Rp 9,60 Triliun di Semester I-2024

Dalam rinciannya segmen kredit small medium enterprise (SME) atau UKM tumbuh paling tinggi dibandingkan segmen kredit lainnya, yakni mencapai 10% yoy dengan nilai kredit yang disalurkan sebesar Rp 25,44 triliun pada semester I-2024, naik 10% yoy dari penyaluran periode tahun lalu Rp 23,13 triliun.

Sementara itu, segmen kredit konsumer tumbuh 5,8% yoy menjadi Rp 73,38 triliun pada semester I-2024, naik dari periode tahun lalu yang sebesar Rp 69,34 triliun.

Di sisi lain, kredit korporasi tumbuh 5,4% yo menjadi Rp 85,06 triliun pada semester I-2024, dari periode tahun lalu yang sebesar Rp 80,67 triliun. “Kredit korporasi pertumbuhan terbesar ada di sektor agri, manufaktur, dan jasa,” ungkap Lani.

Lebih lanjut Lani menyebut, dana pihak ketiga(DPK) yang tumbuh positif terutama dana murah (CASA) yang tumbuh 7,4% yoy juga menjadi faktor pendorong pertumbuhan kinerja.   

Baca Juga: Bank CIMB Niaga Catatakan Laba Bersih Rp 3,41 Triliun per Semester I-2024

Secara rinci, total DPK Bank CIMB Niaga tercatat sebesar Rp 249,84 triliun pada semester I-2024, naik 6% yoy dari periode tahun lalu yang sebesar Rp 235,79 triliun.

“Selain itu sisi efisiensi juga terjaga dengan cost to income (CIR) yang menurun di bawah 44% dan kualitas aset yang sangat baik dimana NPL kami jaga di 2,1%”, jelas Lani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli