Laba tumbuh lebih dari 20%, Sido Muncul optimistis mampu mencapai target tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) optimistis dapat mencapai target pertumbuhan minimal sebesar 10% dari sisi penjualan maupun laba bersih tahun ini. Optimisme ini didasari oleh realisasi kinerja perseroan per kuartal III 2019 yang dinilai memuaskan.

“Hingga kuartal III tahun ini, pencapaian kinerja kami masih dalam target yang diharapkan,” kata Leonard, Direktur Keuangan Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul kepada Kontan.co.id, Minggu (27/10).

Sido Muncul memang mencatatkan realisasi kinerja yang positif. Produsen jamu ini mencatat kenaikan laba 20,48% secara tahunan alias year-on-year (yoy) hingga kuartal III 2019. Pada sembilan bulan pertama tahun ini, laba bersih SIDO mencapai Rp 578,44 miliar dari periode yang sama tahun lalu Rp 480,11 miliar.


Baca Juga: Catat, ini jadwal pembagian dividen interim Sido Muncul (SIDO) Rp 22 per saham

Capaian ini ditunjang oleh realisasi penjualan Sido Muncul yang juga bertumbuh di kuartal III 2019. Menilik laporan keuangan SIDO yang dirilis Kamis (24/10), emiten ini mencatatkan pertumbuhan penjualan sebesar 9,48% secara yoy menjadi Rp 2,12 triliun sepanjang Januari-September 2019.

Sebagian besar penjualan ditopang oleh segmen produk jamu herbal dan suplemen sebesar Rp 1,42 triliun atau setara dengan sekitar 67,09% total penjualan. Selanjutnya, sebanyak 28,56% penjualan SIDO berasal dari segmen makanan dan minuman. Sementara itu, sekitar kurang dari 5% sisanya ditopang oleh penjualan dari segmen farmasi.

Penjualan ekspor mencakup 5%-6% dari total pendapatan. Penjualan ekspor ini berasal dari Filipina, Malaysia, dan Nigeria. Adapun produk-produk yang diekspor meliputi Tolak Angin Cair untuk pasar Filipina serta Kuku Bima Energi untuk pasar Malaysia dan Nigeria.

Baca Juga: ITMG dan SIDO akan bagi dividen interim, menarikkah saham ini diburu?

Rencananya, Sido Muncul akan mempertahankan porsi ekspor sebesar 5%-6% hingga akhir tahun. Sebelumnya, porsi ekspor hanya mencapai 2% dalam total penjualan SIDO.

Sebagai informasi, SIDO telah menyerap belanja modal atawa capital expenditure (capex) sebesar Rp 150 miliar atau sekitar 76% dari capex tahun ini. Menurut keterangan Leonard, sebagian besar serapan capex digunakan untuk keperluan pemeliharaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati