Laba Turun 30%, Begini Rekomendasi Saham Japfa Comfeed Indonesia (JPFA)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) mencatatkan penurunan laba bersih sekitar 30% pada tahun lalu. Keuntungan Japfa melorot jadi Rp 1,41 triliun pada 2022 dari Rp 2,02 triliun di tahun 2021.

Padahal, penjualan JPFA meningkat 9% lebih menjadi Rp 48,97 triliun sepanjang 2022. Tahun sebelumnya, penjualan Japfa mencapai Rp 44,87 triliun.

Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Rio Febrian menilai, penurunan laba Japfa tahun lalu salah satunya disebabkan dari kenaikan harga komoditas.


"Biaya atau cost meningkat menyusul kenaikan harga komoditas seperti minyak dan jagung. Sehingga, secara margin cenderung menurun," kata Rio kepada Kontan.co.id, Kamis (2/3).

Selain itu, penyesuaian harga BBM dan tren kenaikan inflasi pada tahun 2022 turut menekan kinerja keuangan JPFA di 2022.

Baca Juga: Pendapatan Naik Tapi Laba Turun, Begini Prospek Japfa Comfeed (JPFA)

Rio mengatakan JPFA berpotensi mencatatkan kenaikan kinerja atau pendapatan menjelang hari Raya Idul FItri. Dia memperkirakan, JPFA dapat mencatatkan pendapatan sebesar Rp 53.09 triliun pada 2023. Sementara, laba bersih Japfa diperkirakan sebesar Rp 2,30 triliun pada 2023.

Rio mengatakan kenaikan tersebut akan ditopang dari harga komoditas yang cenderung termoderasi. Sehingga, harga kebutuhan pangan juga akan cenderung turun menyesuaikan kondisi tersebut.

Konsumsi masyarakat yang sudah mulai cenderung stabil berpotensi menopang kinerja JPFA di 2023. Hal ini ditunjukkan dari Indeks Keyakinan Konsumsi (IKK) yang berada di level 123 pada Januari 2023. Level tersebut mendekati rata-rata IKK pre-pandemi di 124,5.

"Hal ini menunjukkan pemulihan konsumsi masyarakat ke level pra-pandemi dan berpotensi menjaga permintaan atau konsumsi masyarakat karena pemulihan ekonomi pasca Covid-19," ujar dia.

Baca Juga: Penjualan Naik 9%, Laba Bersih Japfa Comfeed (JPFA) Justru Turun Hampir 30% di 2022

Rio menambahkan, harga bahan baku yang cenderung turun beberapa bulan terakhir ini berpotensi mendasari adanya penyesuaian harga bahan baku seperti tepung, jagung dan ayam berpotensi menjaga tingkat margin yang lebih stabil.

Rio merekomendasi beli saham JPFA lantaran secara teknikal JPFA berada di Stochastic RSI dan MACD cenderung bergerak konsolidasi. Sehingga, JPFA diperkirakan akan bergerak sideways di rentang Rp 1.295-Rp 1.395. Pertimbangkan entry selama bertahan di atas Rp 1.295.

Rio menyebut, target kedua saham JPFA di Rp 1.395 dengan target pertama Rp 1.345. Sedangkan entry level lebih dari Rp 1.295 dan stop loss Rp 1.265.

Kamis (2/3), harga saham JPFA turun 2,64% ke Rp 1.290 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati