Laba Turun 53,92%, Begini Rekomendasi Saham Sampoerna Agro (SGRO)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendapatan dan laba PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) menyusut di tahun 2023.

Melansir keterbukaan informasi BEI, SGRO mengantongi penjualan Rp 5,62 triliun di tahun 2023, turun 0,90% dari raihan tahun sebelumnya sebesar Rp 5,67 triliun.

Beban pokok penjualan SGRO tercatat Rp 4,29 triliun per akhir Desember 2023, naik dari Rp 3,68 triliun di akhir Desember 2022.


Alhasil, laba bruto SGRO sebesar Rp 1,32 triliun pada tahun lalu, turun 33,11% secara tahunan alias year on year (yoy) dari Rp 1,98 triliun.

Setelah diakumulasikan dengan beban dan pendapatan lain, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 483,71 miliar di tahun 2023. Laba ini turun 53,92% dari tahun 2022 yang sebesar Rp 1,04 triliun. 

Head of Investor Relation SGRO Stefanus Darmagiri mengatakan, penurunan kinerja SGRO di tahun 2023 disebabkan penurunan harga jual rata-rata CPO sebesar 8% yoy menjadi Rp11,405 per kilogram dan harga jual rata-rata palm kernel (PK) sebesar 31% yoy.

“Selain itu, ada kenaikan beban pokok penjualan sebesar 16% yoy yang disebabkan oleh kenaikan kegiatan pemupukan sebagai bagian dari program ‘Strengthening Agronomy Best Practices’,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (28/3).

Baca Juga: Laba Turun 53,92%, Begini Penjelasan Manajemen Sampoerna Agro (SGRO)

Strategi yang dilakukan SGRO dalam mempertahankan kinerja produksi di tahun 2024 adalah dengan terus fokus melanjutkan program intensifikasi, seperti yang telah berjalan pada tahun-tahun sebelumnya.

“Seperti mekanisasi, water management system, dan peningkatan infrastruktur, serta digitalisasi untuk meningkatkan monitoring, efektifitas produksi dan efisiensi kerja di kebun, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kinerja operasional Perseroan,” ujarnya.

Produksi Tandan Buah Segar (TBS) pada kebun inti SGRO diperkirakan masih dapat tumbuh pada tahun 2024. Akan tetapi, produksi TBS dari kebun plasma diperkirakan SGRO akan menurun, yang salah satunya disebabkan oleh kegiatan replanting dari kebun. 

“Produksi CPO SGRO diperkirakan akan dapat tumbuh sampai dengan 5% yoy untuk tahun 2024,” tuturnya.

Adapun proyeksi target pendapatan pada 2024 sangat dipengaruhi oleh pergerakan harga jual CPO yang sangat bergantung kepada mekanisme pasar serta fluktuatif harga. 

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat, pergerakan saham SGRO berada pada level support Rp 1.980 per saham dan resistance Rp 2.010 per saham.

Herditya merekomendasikan trading buy saham SGRO dengan target harga Rp 2.020 - Rp 2.040 per saham.

Pengamat Pasar Modal dan Founder WH Project William Hartanto melihat, pergerakan saham SGRO berada di level support Rp 1.985 per saham dan resistance Rp 2.080 per saham. 

William merekomendasikan wait and see untuk saham SGRO dengan target harga Rp 2.080 per saham.

 
SGRO Chart by TradingView

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat