JAKARTA. Kondisi industri secara global yang masih negatif tidak menghalangi emiten sektor batubara menebar dividen dalam jumlah jumbo. Ini setidaknya terlihat dari rencana pembagian dividen tiga emiten batubara yang sudah merilis laporan keuangan tahun 2013. Ketiga emiten itu adalah PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dan PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA). Dalam laporan tahunan 2013 yang dirilis Selasa (18/3), manajemen ITMG menyatakan bertekad membayarkan dividen sekitar 60% dari laba bersih setelah menyisihkan untuk cadangan wajib.
"Apabila dividen diputuskan untuk dibayarkan, maka dividen tersebut akan dibayarkan dalam rupiah kepada pemegang saham, setelah dipotong pajak penghasilan," tulis manajemen ITMG. Di 2013, anak usaha perusahaan asal Thailand, Banpu Ltd, ini membukukan laba bersih senilai US$ 230,48 juta. Artinya, jika rasio pembayaran dividen (divident payout ratio) 60% disetujui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), ITMG bakal bagi-bagi cuan US$ 138,29 juta untuk tahun buku 2013. Jumlah ini tentunya termasuk dividen interim 2013 yang sudah dibayarkan pada 15 November tahun lalu. Kala itu, ITMG membagikan dividen Rp 1.014 per saham dengan total senilai Rp 1,14 triliun. Rasio pembagian dividen interim ditetapkan sebesar 80% dari laba bersih semester I 2013. ITMG memang sudah terkenal sebagai emiten yang royal menebar dividen. Sejak tahun buku 2009 hingga 2013, rasio pembagian dividen ITMG berkisar 75%-90% dari laba bersih periode tersebut. Tak hanya ITMG, PTBA juga kemungkinan bakal melanjutkan tradisi pembagian dividen dalam jumlah besar. Dalam laporan tahunan 2013, manajemen PTBA sejatinya menetapkan rasio pembayaran dividen minimal 30% dari laba bersih. Tahun lalu, PTBA memperoleh laba bersih senilai Rp 1,83 triliun. Dengan demikian, PTBA minimal bakal membagikan dividen senilai Rp 547,84 miliar untuk tahun buku 2013. Namun, jumlah pembagian dividen PTBA kemungkinan bisa lebih besar dari itu. Sepanjang periode 2005-2012, rasio pembagian dividen PTBA selalu berkisar 45%-60% dari laba bersih setiap periode keuangan. Milawarma, Direktur Utama PTBA enggan menjelaskan rasio pembagian dividen yang diharapkan perusahan. "Tentu berdasarkan asumsi kebutuhan pendanaan untuk proyek pengembangan yang sedang dikerjakan, besarannya ya tunggu RUPS tanggal 27 Maret nanti," kata dia kepada KONTAN, Selasa (18/3). ADRO pun tentu tidak akan absen membagikan dividen tahun buku 2013. Pasalnya, pada 16 Januari 2014 lalu, ADRO sudah membagikan dividen interim tahun 2013 senilai US$ 40 juta. Sayangnya, ADRO belum menentukan batas minimal rasio pembagian dividen setiap tahun buku keuangannya.
Di tahun lalu, laba bersih ADRO turun 39% year-on-year (yoy) menjadi US$ 229 juta. Reza Priyambada, Analis Trust Securities menilai, rencana pembagian dividen tiga emiten terbilang rasional di tengah lesunya harga jual batubara dunia. Pada saat industri sedang lesu (slow down), emiten-emiten batubara tentu akan mengerem ekspansi. "Jadi, mereka wajar tetap mengalokasikan dividen dalam jumlah besar karena kebutuhan untuk ekspansi sedang minim," terang Reza. Kebijakan itu tentunya bisa menjadi insentif bagi para pemegang saham ketiga emiten tersebut. Soalnya, harga saham emiten-emiten batubara terus anjlok sejak pertengahan tahun 2012 silam. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dikky Setiawan