Laba Unilever Indonesia (UNVR) kembali tergerus pada 2022, Cermati Rekomendasi Analis



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Sepanjang 2022, laba bersih PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) tercatat Rp 5,36 triliun, turun 6,83% dibandingkan 2021 yang mencapai Rp 5,75 triliun.

Pendapatan emiten barang konsumsi ini sejatinya masih naik 4,22% secara tahunan menjadi Rp 41,22 triliun. 

Pada 2021, pendapatan UNVR hanya mencapai Rp 39,54 triliun.


Sayangnya, beban pokok penjualan UNVR naik lebih tinggi 11% secara tahunan menjadi Rp 22,15 triliun. 

Ini antara lain karena pos beban pabrikasi lainnya naik dari Rp 1,70 triliun di 2021 jadi Rp 2,22 triliun di 2022. 

Baca Juga: Beban Tinggi Gerus Laba Unilever Indonesia (UNVR)

Alhasil laba kotor tergerus 2,86% menjadi Rp 19,06 triliun.

Presiden Direktur Unilever Indonesia Ira Noviarti tak memungkiri, UNVR menghadapi tantangan berupa kenaikan harga komoditas dan bahan bakar. 

Toh, pangsa pasar UNVR masih meningkat.

Ira menyebut, ini mengindikasikan peningkatan daya saing UNVR. 

"Kami berhasil mengatasi berbagai rintangan yang tidak terduga dan menjadikan 2022 sebagai awal yang baik untuk pemulihan," ujarnya, Kamis (9/2).

Kebutuhan rumahtangga dan perawatan tubuh menjadi kontributor utama penjualan UNVR dengan total pendapatan Rp 27,25 triliun, tumbuh 3,33% secara tahunan.

Sedangkan segmen makanan dan minuman mencetak pendapatan Rp 13,96 triliun, atau masih tumbuh 6,07% secara tahunan.

Baca Juga: PT Unilever Indonesia Tbk Catatkan Pertumbuhan Penjualan 4,2% di Tahun 2022

Analis Pilarmas Investindo Desy Israhyanti menilai, kenaikan beban pokok pendapatan UNVR lebih tinggi dari pertumbuhan pendapatannya yang terbatas. 

"Ini merupakan imbas dari kenaikan harga komoditas seperti CPO dan BBM," ujarnya.

Padahal jika dilihat lebih jauh, UNVR juga sudah melakukan sejumlah efisiensi di tengah kenaikan suku bunga. 

Desy meyakini, UNVR akan lebih gencar dalam melakukan efisiensi dan pengelolaan solvabilitas di tahun ini.

Desy masih merekomendasikan beli saham UNVR dengan target harga Rp 5.100 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli