KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Unilever Indonesia Tbk (
UNVR) membukukan laba bersih Rp 4,8 triliun sepanjang tahun 2023. Angka tersebut turun sebesar 10,51% dibandingkan dengan laba bersih pada 2022 senilai Rp 5,36 triliun. Melansir laporan keuangan per 31 Desember 2023, UNVR mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 38,6 triliun, turun 6,32% dari periode sebelumnya yaitu Rp 41,21 triliun pada tahun 2022. Penjualan pada 2023, berasal dari divisi kebutuhan rumah tangga dan perawatan tubuh sebanyak Rp 25,15 triliun, lalu divisi makanan dan minuman Rp 13,46 triliun. Kedua divisi tersebut turun dari pencapaian periode sebelumnya tahun 2022 senilai Rp 27,25 triliun dan Rp 13,96 triliun.
Baca Juga: Unilever Indonesia (UNVR) Siapkan Capex Hingga 2,5% dari Penjualan 2023 Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas menilai, prospek kinerja fundamental UNVR diperkirakan akan cenderung moderat, jika mampu bertumbuh maka pertumbuhannya masih akan terbatas. "Tapi positifnya strategi UNVR ke depannya di antara akan fokus meningkatkan kualitas produknya (inovasi) yang sebelumnya fokus meningkatkan kuantitas. Artinya akan menyasar ke market yang lebih premium guna meningkatkan penjualannya," kata Sukarno kepada Kontan.co.id, Rabu (7/2).
Sukarno bilang, tantangan bagi UNVR saat ini adalah adanya persaingan yang ketat dari perusahaan Fast Moving Consumer Goods (FMCG) lainnya. Kemudian, kenaikan harga bahan baku yang bisa menekan margin keuntungan dan kondisi ketidakpastian ekonomi global juga dinilai dapat mempengaruhi daya beli masyarakat dan stabilitas nilai tukar rupiah.
Baca Juga: Laba Unilever Indonesia (UNVR) Turun10,51% pada 2023, Ini Penjelasan Manajemen "Kemudian kita akan liat juga dampak boikot ke kinerja seperti apa nantinya. Jika ternyata benar-benar signifikan, maka kinerja selanjutnya tidak menutup kemungkinan bisa berlanjut karena peralihan konsumen ke produk penggantinya," tuturnya. Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta Utama menilai, kinerja UNVR masih bergantung pada daya beli konsumsi rumah tangga. "Tapi masalahnya, UNVR juga menghadapi
fierce competition. Maka dari situ, apakah UNVR bisa meningkatkan inovasi produknya atau tidak," kata Nafan kepada Kontan.co.id, Rabu (7/2).
Baca Juga: Stagnasi Masih Membayangi Kinerja Unilever Indonesia Tbk (UNVR) Nafan merekomendasikan hold pada saham UNVR dengan target harga Rp 3.330 per saham. Sementara Sukarno merekomendasikan
wait and see terhadap saham UNVR dalam jangka menengah. Adapun, dalam jangka pendek, secara teknikal ia merekomendasikan dengan target harga Rp 3.330 – Rp 3.380 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli