KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) masih lesu. Sepanjang semester pertama 2023, emiten barang konsumsi ini mencatatkan penurunan laba sebesar 19,55% secara tahunan menjadi Rp 2,75 triliun. Mengutip paparan kinerja UNVR per 30 Juni 2023, penurunan laba bersih ini juga dipicu penurunan penjualan.
Penjualan bersih Unilever mencapai Rp 20,29 triliun pada hingga akhir kuartal II-2023. Angka ini turun 5,45% dibandingkan periode yang sama tahun 2022 sebesar Rp 21,46 triliun.
Baca Juga: Laba Unilever Indonesia (UNVR) Menyusut 19,55% pada Semester I 2023 Secara kuartalan, laba bersih dan pendapatan Unilever juga turun. Pendapatan Unilever di kuartal II-2023 mencapai Rp 9,7 triliun, turun 8,8% secara tahunan. Sedangkan laba bersih kuartal II-2023 turun 2,9% secara tahunan menjadi Rp 1,4 triliun. Penjualan Unilever baik di segmen home and personal care (HPC) dan food and refreshment (FnR) terkoreksi secara kuartalan. Presiden Direktur UNVR, Ira Noviarti mengatakan, penurunan kinerja Unilever disebabkan oleh sejumlah faktor eksternal.
Salah satunya disrupsi channel e-commerce dan dampak penutupan layanan sejumlah kanal daring beberapa pemain B2B dan B2C e-commerce. "JD.id dan mitra Tokopedia menutup operasionalnya dan kontribusi ini berdampak kepada kami hampir sepertiga," ujar Ira, Senin (24/7). Faktor lain, adalah basis harga jual produk Unilever cukup tinggi.
Baca Juga: Simak Jadwal Pembagian Dividen Jumbo Unilever Indonesia (UNVR) Penyebabnya, penyesuaian harga akibat inflasi dan kenaikan harga bahan baku sejak tahun lalu. Senior Investment Information Mirae Asset Sekurita,s Nafan Aji Gusta masih optimistis kinerja UNVR membaik. Dia menyarankan akumulasi UNVR dengan target harga Rp 4.920 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli