SINGAPURA. Wilmar International Ltd. penjual kelapa sawit terbesar di dunia, mengumumkan laba usahanya pada kuartal kedua tahun ini meningkat 23% dari keuntungan yang diperoleh di bisnis pengolahan minyak kelapa sawit. Berdasarkan pernyataan yang dirilis perusahaan di pasar saham Singapura, dalam tiga bulan yang berakhir pada 30 Juni lalu, laba bersih Wilmar melonjak menjadi US$ 407,2 juta dari US$ 331,7 juta pada periode serupa di tahun sebelumnya. Padahal , angka penjualan Wilmar mengalami penurunan sebesar 27% untuk menjadi US$ 5,7 miliar karena merosotnya harga komoditi kelapa sawit. Wilmar memasok setengah dari kebutuhan minyak goreng China dan mengoperasikan pabrik penggilingan kedelai di China. Perusahaan yang awal berdirinya di Indonesia ini mendapat keuntungan dari pertumbuhan di Asia."Permintaan komoditi makanan pokok, khususnya di Asia, membantu mendukung pertumbuhan keuntungan Wilmar," kata Chief Executive Officer Wilmar, Kuok Khoon Hong. Kuok pun optimistis, kinerja keuangan perusahaannya masih akan meningkat seiring pulihnya kondisi perekonomian global. "Karena lingkungan ekonomi global akan meningkat, kami tetap optimistis bisnis kami masih prospek di tahun berikutnya," tambah Kuok. Pada penutupan bursa kemarin, saham Wilmar melonjak 7% menjadi US$ 6,58, menambah aset perusahaan menjadi US$ 42 miliar dari US$29 miliar. Rekor impor minyak kedelai China sebesar 4,71 juta metrik ton pada Juni lalu. Penambahan impor kedelai ini membuat impor nasional China secara keseluruhan melonjak menjadi 22 juta ton, naik 28% dalam enam bulan pertama tahun ini berdasarkan catatan bea dan cukai China. Wilmar, produsen sawit kedua terbesar di dunia dengan kebun di Malaysia dan Indonesia itu, mengalami peningkatan produksi sebanyak 7,4% menjadi 925.890 pada kuartal kedua tahun ini dari 862.280 ton di kuartal pertama tahun ini.
Laba Wilmar Naik 23% di Kuartal II 2009
SINGAPURA. Wilmar International Ltd. penjual kelapa sawit terbesar di dunia, mengumumkan laba usahanya pada kuartal kedua tahun ini meningkat 23% dari keuntungan yang diperoleh di bisnis pengolahan minyak kelapa sawit. Berdasarkan pernyataan yang dirilis perusahaan di pasar saham Singapura, dalam tiga bulan yang berakhir pada 30 Juni lalu, laba bersih Wilmar melonjak menjadi US$ 407,2 juta dari US$ 331,7 juta pada periode serupa di tahun sebelumnya. Padahal , angka penjualan Wilmar mengalami penurunan sebesar 27% untuk menjadi US$ 5,7 miliar karena merosotnya harga komoditi kelapa sawit. Wilmar memasok setengah dari kebutuhan minyak goreng China dan mengoperasikan pabrik penggilingan kedelai di China. Perusahaan yang awal berdirinya di Indonesia ini mendapat keuntungan dari pertumbuhan di Asia."Permintaan komoditi makanan pokok, khususnya di Asia, membantu mendukung pertumbuhan keuntungan Wilmar," kata Chief Executive Officer Wilmar, Kuok Khoon Hong. Kuok pun optimistis, kinerja keuangan perusahaannya masih akan meningkat seiring pulihnya kondisi perekonomian global. "Karena lingkungan ekonomi global akan meningkat, kami tetap optimistis bisnis kami masih prospek di tahun berikutnya," tambah Kuok. Pada penutupan bursa kemarin, saham Wilmar melonjak 7% menjadi US$ 6,58, menambah aset perusahaan menjadi US$ 42 miliar dari US$29 miliar. Rekor impor minyak kedelai China sebesar 4,71 juta metrik ton pada Juni lalu. Penambahan impor kedelai ini membuat impor nasional China secara keseluruhan melonjak menjadi 22 juta ton, naik 28% dalam enam bulan pertama tahun ini berdasarkan catatan bea dan cukai China. Wilmar, produsen sawit kedua terbesar di dunia dengan kebun di Malaysia dan Indonesia itu, mengalami peningkatan produksi sebanyak 7,4% menjadi 925.890 pada kuartal kedua tahun ini dari 862.280 ton di kuartal pertama tahun ini.