KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laba dua emiten rokok PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) sama-sama anjlok pada semester I tahun ini. Analis pun memberikan rekomendasi saham untuk kedua saham ini. Hingga semester I tahun ini, HMSP membukukan pendapatan sebesar Rp 53,5 triliun atau tumbuh 12,34% secara tahunan (year on year/yoy). Analis Mirae Asset Sekuritas Christine Natasya menilai realisasi tersebut sejalan dengan proyeksinya dan analis, masing-masing pada run-rate 51% dan 50%. Pihaknya menyakini, pertumbuhan pendapatan HMSP didukung oleh peningkatan volume penjualan dan harga jual rata-rata yang dalam perhitungannya sebesar 7,8%.
HMSP Chart by TradingView Di sisi lain, GGRM) mencatatkan penurunan laba bersih 59,37% menjadi Rp 956,14 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,35 triliun. Christine melihat capaian laba bersih GGRM berada di bawah perkiraannya dan analis.
"GGRM membukukan laba bersih di bawah perkiraan kami dan konsensus pada run-rate 18%," kata dia. Margin perseroan juga menurun karena perseroan tidak dapat meningkatkan rata-rata harga jual (ASP) untuk meneruskan kenaikan cukai. Hal tersebut akibat dari ketatnya persaingan di industri rokok. "Kami percaya, para pemain besar, termasuk GGRM, berusaha keras untuk mempertahankan pangsa pasar dalam persaingan yang ketat saat ini karena berlanjutnya perilaku down-trading konsumen terhadap merek yang lebih murah di tengah kenaikan cukai yang lebih tinggi," lanjutnya. Pada pos pendapatan, GGRM membukukan pendapatan di kuartal II sebesar Rp 32,3 triliun atau tumbuh 5% YoY dan 10,6% QoQ. Pertumbuhan itu didukung oleh ASP yang sedikit lebih tinggi dari produk dengan margin lebih rendah secara QoQ. "Secara kumulatif di semester I 2022 GGRM membukukan pendapatan Rp 61,6 triliun, di bawah kami dan konsensus masing-masing di 46% dan 45% run-rate terhadap perkiraan," katanya. Pihaknya melihat, margin di tahun ini akan tetap dalam tren menurun selama persaingan yang ketat. Sebabnya, perusahaan belum sepenuhnya menyelesaikan kenaikan cukai, ditambah dengan kenaikan cukai yang signifikan untuk produk SKM tahun ini. Baca Juga: Kinerja AKR Corporindo Lampaui Estimasi Analis, Simak Rekomendasi Saham AKRA Dengan hasil kinerja semester I 2022, Mirae Asset menurunkan perkiraan pendapatan GGRM sepanjang 2022 menjadi Rp 130,97 triliun dari sebelumnya Rp 133,01 triliun. Kemudian laba bersih diproyeksikan sebesar Rp 2,44 triliun dari proyeksi sebelumnya Rp 5,31 triliun. Oleh sebab itu, Mirae Asset menurunkan rekomendasi GGRM ke jual mengingat hasil kuartal II yang lebih rendah dari perkiraan. Pihaknya memasang target harga GGRM Rp 20.000.